Hidayatullah.com | BERDAKWAH di masjid itu biasa. Berdakwah kepada pencandu narkoba, pemabuk, penjudi dan pencuri, nah ini yang tidak biasa. Itulah yang dilakukan Muhammad Ali atau akrab dipanggil Abah Ali.
Awalnya hanya beberapa orang. Lalu kini menjadi puluhan. Abah menyebut mereka sebagai orang-orang “istimewa.” Hampir semuanya bertato. Bahkan, tak hanya badannya, ada yang matanya pun ditato.
Mereka tinggal di rumah Abah, yang disebutnya base camp. Rumah itu tak jauh dari Pesantren Ta’amirul Islam, Solo dimana Abah menjadi salah satu pimpinannya.
Mereka datang dari berbagai daerah. Ada dari Solo dan sekitarnya. Ada juga dari Madiun, Lampung dan Surabaya. Ada pula dari Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat.
Gus Awud menilai, apa yang dilakukan Abah itu tidak mudah. “Tak semua lembaga Islam atau dai mampu melakkan,” katanya. Karena itu, kata sahabat Abah Ali ini, kita perlu mengapresiasi.
Benar, memang tidak mudah. Tapi Abah Ali yang lulusan Pondok Modern Gontor ini punya kiat sendiri sehingga mampu bertahan hingga belasan tahu. Seperti apa kiatnya, saksinya vidionya di channel Suara Hidayadatullah di youtube.*