Hidayatullah.com | GEDUNG-gedung SMP dan SMK Al Qalam Hidayatullah Magetan itu cukup megah. Namun siapa sangka ia dibangun oleh pemuda tanpa modal rupiah.
AInur Rofiq berangkat saja ditugaskan ke Magetan. Padahal ia sama sekali belum pernah berkunjung ke kabupaten yang terletak di kaki Gunung Lawu itu, walau ia sendirinya asli Jawa Timur. Bukan tugas yang enteng-enteng saja. Tugas berat. Mendirikan pesantren! Tapi ia merasa siap.
Jangankan dibayangkan Rofiq membawa uang segepok. Ia hanya dibekali uang yang hanya cukup untuk ongkos perjalanan dari Surabaya menuju Magetan. Ia juga belum tahu alamat yang dituju. Ia benar-benar terjun bebas. yang menjadi bekal utamanya adalah keyakinan kepada pertolongan Allah SWT. Itulah yang selalu diajarkan Ustadz Abdulrahman, Pembina Hidayatullah Surabaya.
Sesiap-siapnya Rofiq, begitu tutun di terminal bis Magetan ia bingung juga. “Saya bingung mau kemana,” katanya wartawan Hidayatullah.com pertengahan Desember lalu. Ia kemudian memilih meluncur ke Masjid Agung Magetan. Di situlah ia memohon petunjukkan kepada Allah SWT.
Dan pertongan itu begitu dekat. Ada seseorang yang memberi informasi yayasan yatim piatu. Ke situlah Rofiq menumpang menginal. Dari sinilah perjuangan mendirikan pesantren dimulai. Tidak mudah tentunya.
Ia pindah dari satu tempat lain ke tempat lain. Pernah pula diusir dari rumah kontrakan. Dianggap ustadz yang tidak realitis. Parahnya lagi, ia pernah makan daun jati hanya sekedar agar bisa bertahan hidup.
Saksikan video selengkapnya di chanel Suara Hidayatullah di youtube dengan judul Perjuangan “Mendirikan Pesantren Hidayatullah Magetan’.*