“Suka kopi hitam? Studi sebut ada kaitan lemah dengan sifat psikopati, tapi ini hanya korelasi, bukan diagnosis.”
Hidayatullah.com | SEBUAH studi psikologi dari University of Innsbruck, Austria, memunculkan temuan menarik: preferensi terhadap rasa pahit, khususnya kopi hitam, ternyata berkorelasi dengan kecenderungan sifat kepribadian gelap seperti psikopati dan sadisme dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini dilakukan oleh dua psikolog sosial, Christina Sagioglou dan Tobias Greitemeyer, dan dipublikasikan dalam Appetite, jurnal ilmiah yang fokus pada riset makanan dan perilaku konsumsi.
Dalam dua survei yang melibatkan total 953 orang dewasa dengan rata-rata usia 35 tahun dan 48 persen perempuan, para responden diminta memberi penilaian terhadap seberapa besar mereka menyukai berbagai jenis rasa: manis, asam, asin, dan pahit, baik dalam bentuk umum maupun dalam produk spesifik seperti kopi hitam, tonic water, dan sayuran pahit seperti pare dan brokoli.
Setelah itu, peserta mengisi kuesioner kepribadian untuk mengukur dimensi yang dikenal sebagai Dark Triad: psikopati, narsisme, dan Machiavellianisme, serta tambahan skala everyday sadism (sadisme keseharian)—yakni kesenangan menyakiti orang lain secara ringan atau simbolik.
Korelasi Lemah, tapi Konsisten
Hasilnya menunjukkan korelasi positif yang lemah hingga sedang antara kesukaan terhadap rasa pahit dan skor tinggi dalam sifat psikopatik dan sadistik.
Dalam studi pertama, korelasi antara rasa pahit dan psikopati tercatat r = 0,14, yang secara statistik signifikan, tetapi tidak cukup kuat untuk menjadi dasar kesimpulan individual.
Meski demikian, analisis regresi multivariat menunjukkan bahwa selera terhadap rasa pahit adalah prediktor terkuat di antara semua rasa lain (manis, asin, asam) untuk kedua sifat tersebut.
Peneliti: Ini Korelasi, Bukan Cermin Kepribadian
Menanggapi sorotan media yang menyajikan temuan ini secara sensasional—seperti judul “Kalau Suka Kopi Hitam, Mungkin Anda Psikopat”—peneliti menegaskan bahwa ini bukan hubungan sebab-akibat.
“Ini hanyalah korelasi yang bisa membuka jalan untuk riset lebih lanjut tentang hubungan antara preferensi makanan dan kepribadian,” ujar Christina Sagioglou dalam pernyataan resmi.
Pakar psikologi lainnya turut mengomentari hasil studi ini. Dr. Megan Willis dari Australian Catholic University menyebutkan bahwa hubungan ini terlalu lemah untuk dijadikan dasar penilaian watak seseorang secara serius.
Sementara itu, Dr. Steven Myers dari Roosevelt University menyarankan agar penelitian ini direplikasi di berbagai konteks budaya dan usia sebelum disimpulkan secara umum.
Kopi dan Kepribadian: Fenomena yang Terus Dikaji
Preferensi kopi telah lama dikaitkan dengan karakteristik psikologis. Studi sebelumnya dari Harvard menyebut peminum kopi cenderung lebih waspada dan produktif, namun juga lebih cemas.
Sementara itu, riset dari University of Buffalo menunjukkan bahwa persepsi rasa pahit bisa berhubungan dengan ‘sensation seeking’—kecenderungan mencari pengalaman ekstrem atau intens.
Namun, dalam konteks rasa pahit sebagai indikator psikopati, banyak pakar menilai penting untuk tidak menyederhanakan hasil ilmiah.
“Fakta bahwa seseorang menyukai kopi hitam tidak berarti dia memiliki kecenderungan psikopatik. Terlalu banyak faktor yang berperan dalam pembentukan kepribadian manusia,” tulis Psychology Today dalam ulasannya atas studi ini.
Dengan demikian, meskipun studi ini mengaitkan selera terhadap rasa pahit, termasuk kopi hitam, dengan karakter gelap seperti sadisme ringan dan psikopati, para ahli mengingatkan bahwa korelasi bukanlah penanda mutlak.
Temuan ini lebih merupakan bahan refleksi dan pemicu diskusi tentang bagaimana preferensi makanan bisa mencerminkan kecenderungan psikologis tertentu—tanpa menjadikannya sebagai alat diagnosis.
“Menyukai kopi hitam bukan berarti Anda psikopat—tetapi mungkin ada sesuatu yang menarik dalam kepribadian Anda yang layak dikaji lebih jauh,” ujar Greitemeyer.*