3. Selalu berdoa dan memohon agar diberikan akhir yang baik, serta menunjukkan perasaan sangat membutuhkan pertolongan Allah.
Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam sendiri sering berdoa memohon kepada Allah agar hatinya selalu dikukuhkan dalam agama-Nya. Ummu Salamah menuturkan, “Doa yang paling sering dipanjatkan Rasulullah SAW adalah:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.”
Nabi saw bersabda kepada Ummu Salamah, “Hai Ummu Salamah, sungguh hati setiap manusia berada di antara dua jari Allah. Maka siapa yang Dia kehendaki, niscaya hatinya akan dikukuhkan-Nya. Dan siapa yang Dia kehendaki maka hatinya akan disimpangkan-Nya.”
Mu’adz juga sering membaca firman Allah:
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Ali `Imran: 8).
Diriwayatkan dari Anas r.a.: “Rasulullah sering membaca doa, `Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.’ Maka aku bertanya kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan wahyu yang engkau bawa, apakah engkau masih mengkhawatirkan kami?’ Beliau menjawab, ‘Ya, karena sesungguhnya hati itu berada di antara dua jari Allah, Dia akan membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya. ” (At-Tirmidzi)
Diriwayatkan, Abdullah ibn ‘Amr ibn al-‘Ash mendengar Rasululah bersabda, “Sesungguhnya semua hati anak Adam itu berada di antara dua jari Sang Rahman bagaikan sekeping hati, Dia akan membolak-balikkannya sekehendak-Nya.” Kemudian Rasulullah membaca doa, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, arahkan hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.’” (Muslim)
Beliau juga sering berdoa,
“Ya Allah, perbaguslah akhir dari segala urusan kami dan jauhkan kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat. ” (Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah selalu memohon perlindungan dari malapetaka, kesengsaraan, ketentuan yang buruk, dan cemoohan musuh. (Al-Bukhari)
Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi seorang muslim agar memperbanyak bacaan doa-doa tersebut yang merupakan salah satu sebab untuk mendapatkan akhir yang baik (husnul khatimah). Di samping itu, hendaknya juga banyak membaca la haula wa Ia quwwata illa billah.
Abdullah ibn Qais r.a. berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Hai Abdullah ibn Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu suatu simpanan di antara simpanan-simpanan surga?’ Aku menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah!’ Kemudian beliau bersabda, ‘Bacalah la haula wa la quwwata illa billah,”” (Muslim)
4. Pendek angan dan cita-cita (hidup realistis) merupakan salah satu sebab seseorang mendapatkan husnul khatimah, sedangkan panjang angan (sering berkhayal) adalah sebab kebalikannya.
Seseorang yang berangan pendek akan selalu berusaha mempergunakan waktunya seoptimal mungkin untuk berbuat baik. Oleh sebab itu, Nabi SAW bersabda kepada Abdullah ibn Umar sambil memegang kedua pundaknya, “Jadilah kamu di dunia bagaikan seorang asing atau yang sedang mengembara. ”
Di lain kesempatan, Ibnu Umar pernah berkata, “Jika kamu ada di waktu sore maka jangan menunggu datangnya pagi, dan jika kamu berada di waktu pagi maka jangan menunggu waktu sore, gunakan waktu sehatmu untuk masa sakitmu, dan gunakan kesempatan di waktu hidupmu untuk mempersiapkan kematianmu.” (Al-Bukhari)
Abdullah ibn Mas’ud berkata, “Nabi membuat sebuah garis lingkar membentuk persegi empat dan kemudian membuat satu garis lain di tengahnya sehingga menjulur keluar persegi empat itu. Setelah itu, beliau membuat beberapa garis kecil yang mengarah ke titik tengah dari sisi-sisi garis yang ada di tengah tersebut, lalu beliau bersabda, “Ini (titik tengah) adaIah gambaran manusia, dan ini (garis pinggir persegi empat) adalah ajalnya yang meliputinya atau yang telah meliputinya, sementara ini (garis keluar) adalah hal yang melebihi angannya. Adapun garis-garis kecil ini adalah segala hal yang dialaminya. Jika seseorang terhindar dari salah satunya, maka ia tertimpa oleh yang lainnya, dan jika terhindar dari ini, maka ia akan terkena yang itu. (Al-Bukhari)
Abu Hurairah r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Hati seorang tua itu selalu merasa muda dalam dua hal: cinta dunia dan harapan untuk panjang usia.’” (Al-Bukhari)
Diriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Anak adam pasti mengalami usia tua, akan tetapi ada dua hal yang selalu membuatnya merasa muda: sikap rakusnya terhadap harta dan keinginannya untuk panjang usia.” (Muslim). Maka, seorang muslim selayaknya tidak condong terhadap dunia, karena dunia hanyalah kenikmatan sementara.* [Tulisan berikutnya]
Dipetik dari tulisan Aiman Mahmud dalam bukunya Semakin Tua Semakin Mulia.