Oleh: Alwi Alatas
DUA tahun yang lalu di sebuah wilayah terpencil di Kanada, sepasang suami istri pergi meninggalkan rumah mereka untuk minum-minum pada suatu acara dansa di Hari Kasih sayang (Valentine’s Day). Mereka meninggalkan enam orang anak yang masih kecil-kecil di rumah, yang paling besar berusia sembilan tahun dan yang paling kecil berusia enam bulan.
Untuk mengusir rasa dingin, anak-anak itu meringkuk di sekitar kompor listrik yang terus menyala. Malangnya, kompor itu kemudian menyebabkan tirai di rumah tersebut terbakar yang apinya merembet cepat ke seluruh rumah reyot itu. Keenam anak itu mati terbakar, sementara orangtuanya sedang merayakan Valentine’s Day di tempat lain. Kejadian ini diberitakan oleh CBC Kanada
Tragisnya lagi, peristiwa ini terjadi pada sebuah keluarga dari masyarakat Innu. Masyarakat Innu merupakan suku Indian di Kanada yang keadaannya semain hari semakin tersisih. Valentine’s Day yang menjadi momen terjadinya musibah itujelas tidak termasuk dalam budaya asal mereka.
Dari mana sebenarnya asal-usul Valentine’s Day yang sekarang ini diperingati oleh banyak muda-mudi di dunia setiap tangga 14 Februari?
Cerita tentang Pendeta Valentine
Semua penjelasan tentang asal-usul Hari Kasih Sayang menunjuk pada kisah seorang pendeta bernama St. Valentine. Informasi tentang pendeta ini sangat minim dan baru ditulis pada masa yang jauh belakangan.
Dikatakan bahwa St. Valentine mati dieksekusi atas perintah Kaisar Romawi, Claudius II (w. 270), pada tahun 269 atau 270. Temuan arkeologis di sebuah katakombe kota Roma berupa sebuah gereja kuno dan makam Valentine menunjukkan bahwa tokoh ini benar-benar ada. Bagaimanapun, saat berbicara lebih detail tentang sosok ini, sebagaimana disebutkan oleh history.com, ‘legenda seringkali menggantikan fakta’.
Sejak akhir abad ke-5, St. Valentine ditetapkan oleh Paus Gelasius (w. 496) sebagai orang suci, seorang santo. Tanggal kematiannya menjadi sesuatu yang diperingati sejak hari itu. Sebagai seorang santo, ia menjadi tempat memohon bagi orang-orang yang saling menyintai, yang sedang bertunangan, dan yang mengharapkan pernikahan bahagia. Selain itu, mukjizatnya juga diharapkan oleh beberapa pihak lainnya seperti para pemelihara lebah, para pelancong, dan orang-orang yang terkena epilepsi. Pengaitan St. Valentine dengan cinta ada hubungannya dengan kisah legendaris sang pendeta, dan mungkin juga dengan tradisi pra-Kristen, yang akan diceritakan di bawah nanti.
Sebuah situs Katholik (catholic.org) menyebutkan bahwa ‘asal-usul St. Valentine, dan ada berapa St. Valentine sebenarnya, tetap menjadi sebuah misteri. Masih menurut situs yang sama, kisah tertulis tentang St. Valentine baru muncul dua belas abad sejak kematian tokoh itu, yaitu pada akhir abad ke-15. Kisah itu disebutkan dalam Nuremberg Chronicle yang terbit pada tahun 1493. Dikisahkan bahwa sang pendeta ditangkap dan dihukum mati karena ketahuan telah menikahkan sepasang muda-mudi dan karena menolong orang-orang Kristen yang dianiaya pada masa pemerintahan Claudius. Ketika itu pemuda yang belum menikah dianggap sebagai sumber daya yang ideal untuk militer Roma dan menikahkan mereka merupakan sebuah kejahatan. Valentine dihukum mati pada tanggal 14 Februari 269/270./lanjut halaman 2