UJIAN memiliki manfaat bermacam-macam. Paling ada tiga yang perlu kita ketahui.
Pertama: Agar kembali kepada Allah.
Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menguji Anda agar Anda mau berdoa kepada-Nya, kembali kepada-Nya, senantiasa mengingat-Nya, serta memohon dengan merendahkan diri kepada-Nya. Sebab, barangkali Anda lupa atau pura-pura melupakan Allah karena suatu sebab atau yang lain, sedangkan Allah hendak mendengar dari diri Anda ketika Anda berdoa kepada-Nya. Lalu Dia menguji Anda, hingga Anda mengucap, “Wahai Rabb-ku” secara ikhlas dari hati Anda.
Allah berfirman mengenai suatu kaum:
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (Al-An`am: 42).
Al-Ba`sa` adalah kefakiran yang sangat, sedangkan dharra` adalah kesakitan yang sangat. Maknanya, musibah demi musibah hingga mereka menjalin hubungan selalu dengan Allah.
Maka, berdoalah kepada Allah dan jangan lalai dari mengingat-Nya, serta belajarlah dari sahabat Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam. Perhatikanlah mereka tatkala berada dalam peperangan Badar, yang meminta pertolongan pada Rabb mereka, Zat Yang Mengatur urusan mereka. Allah berfirman mengenai mereka: “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, ‘Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.’“(Al-Anfal: 9).
Setiap dari kita tentunya berdoa kepada Rabb-nya, agar Dia mengabulkan doanya. Namun, bisa saja dalam pengabulan doa tersebut terdapat kebinasaan dirinya dan dia tidak mengetahuinya! Maka, berdoalah dan bersabarlah atas jawabannya.
Abu Sa’id meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Tidaklah salah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang di dalamnya tidak ada dosa dan tidak memutus hubungan kerabat, melainkan dengannya Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal: akan disegerakan untuknya (jawaban) doanya, atau akan disimpankan untuknya di akhirat, atau akan dijauhkan dari kejelekan seperti (jumlah dan cara) doanya.” Para sahabat bertanya, “Kalau begitu kami akan memperbanyak (doa).” Nabi bersabda, “Allah lebih banyak (mengabulkan) lagi.”
Perbendaharaan Allah tidak akan pernah habis selama-lamanya. Allah berfirman:
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (Al-Hijr: 21).
Demi Allah, jika dalam masalah doa ini hanya ada ayat berikut ini, maka telah mencukupi: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (Al-Baqarah: 186). Yakni, jika hamba-hamba-Ku mempertanyakan kepadamu tentang kedekatan-Ku, kedermawanan-Ku, rahmat-Ku, karunia-Ku, dan ampunan-Ku, maka sesungguhnya Aku Maha Mengabulkan.
Ia merupakan ayat agung yang menuangkan ke dalam hati seorang mukmin kepercayaan terhadap Allah dan keyakinan pada Rabb-nya Yang Maha-Agung, serta di dalamnya, seorang mukmin akan hidup dalam kenikmatan yang aman dan tempat yang kokoh.
Sebab, di dalam ayat tersebut tidak didapati adanya perantara antara seorang hamba dan Rabb-nya, meski perantara tersebut adalah Rasulullah. Karena itu, Allah tidak berfirman, “wa idza sa’alaka `ibadi anni faqul inni qarib.” Jadi, tidak ada perantara. Sebab, huruf fa` menunjukkan cepat dan berturut-turut. Karena Allah adalah dekat. Allah lebih dekat kepada Anda daripada urat leher Anda serta lebih dekat kepada Anda daripada darah Anda yang mengalir dalam tubuh Anda.
Allah berfirman:
“… dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
(Qaf: 16).
Maka, demi Allah, berapa kalikah Anda berdoa kepada Allah dengan jujur dan meminta pertolongan kepada Rabb Anda dalam seluruh kehidupan Anda? Mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan minta pertolongan kepada wali atau selainnya. Sebab, hanya Allah-lah yang dimintai pertolongan.
Ketahuilah bahwa tidak ada doa kecuali untuk Allah, tidak ada pengharapan kecuali kepada Allah, serta tidak ada permintaan pertolongan dan bantuan kecuali kepada Allah semata.
Selain itu, sungguh saya nasihatkan kepada diri saya dan kepada Anda, jadikanlah selalu antara diri Anda dan Allah, rahasia-rahasia yang tak diketahui selain oleh Rabb Yang Maha-Agung KedudukanNya. Ada pun rahasia paling agung pada siang hari adalah berpuasa dan rahasia paling agung pada malam hari adalah shalat malam.
Cukuplah bagi Anda pahala sedekah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan saleh lainnya, serta ibadah-ibadah rahasia yang tak diketahui kecuali oleh Rabb segala sesembahan. Hingga jika Anda berdoa kepada Allah, Anda mendengar ada yang berucap kepada Anda, “labbaika (saya penuhi panggilanmu).”*/Hani Saad Ghunaim, dari bukunya Seni Menikmati Ujian. [Tulisan selanjutnya]