FILM dan sinetron termasuk kendala terbesar bagi orang yang ingin konsisten dengan agamanya. Betapa banyak anak umat Islam yang terkena fitnah film dan sinetron. Mereka baru merasakan kesenangan dan kebahagiaan bila menyaksikan film dan sinetron yang mereka sukai tersebut.
Kecanduan kepada film dan sinetron telah menutup akal mereka. Selama berjam-jam mereka bertahan dan tak beranjak dari depan televisi atau layar lebar yang sedang disaksikannya.
Pada galibnya, yang sulit meninggalkan kebiasaan buruk tersebut adalah para remaja puteri dan anak-anak dalam masa puber. Dan secara fakta, memang film dan sinetron menjadi pengganggu utama banyak orang untuk bisa kembali kepada jalan yang benar.
Seandainya setiap Muslim tahu bahwa menundukkan pandangan adalah perkara yang tidak dapat diremehkan dan bahwa malaikat Raqib senantiasa mencatat dan menghitung perbuatannya, niscaya hal itu akan mencegahnya dari berbuat yang dilarang, serta akan menghentikannya dari petualangan yang bodoh.
Dan hendaknya pula diketahui, siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Lalu tanyakanlah kepada dirimu sendiri, apakah engkau senang bertemu Tuhanmu dalam keadaan demikian ?
Menyaksikan kemungkaran dan keburukan adalah bertentangan dengan perintah ghadhul bashar (menundukkan pandangan mata), dan menjaga kemaluan. Karena itu tinggalkanlah, semoga Allah memberimu taufik.*/Sudirman STAIL (sumber buku: 29 Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah, penulis: Shalih Bin Muqbil Al-Ushaimi)