MASIH ingat, secuplik kisah para “penakluk” hujan yang mungkin pernah Anda baca sebelumnya di sini? Kali ini ceritanya agak sama tapi beda.
Tampak pada gambar jepretan hidayatullah.com ini, sejumlah pria jalan berbarengan sambil berteduh di bawah selembar spanduk yang diusung ramai-ramai. Siang itu selepas shalat Zhuhur, mereka baru saja selesai mengadakan sebuah acara.
Bertempat di tepi sebuah kolam, salah satu spot rekreasi di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, acara mereka berlangsung sejak pagi, Ahad, 21 Rabiuts Tsani 1437 (31/01/2016).
Namun, hujan perlahan mengguyur kawasan Bogor. Awalnya air turun berintensitas ringan. Mereka pun masih bertahan di bawah sebuah pohon besar, tempat acara tersebut.
“Di sini nggak kena hujan,” ujar Abu Ilmia, seorang dari mereka. Kawan-kawannya pun, sebagai bentuk solidaritas, tetap bertahan di bawah pohon itu.
Memang, rimbunnya pohon tua tersebut membuat air hujan tertahan. Area di bawahnya pun masih cukup kering, berbeda dengan di sekelilingnya yang sudah basah sebab tanpa peneduh.
Tapi, lama kelamaan hujan menjadi deras. Akhirnya “pertahanan” daun-daun pohon itu tembus juga. Hujan pun merembes perlahan. Sementara di samping mereka tak ada tempat teduh lagi, pun payung dan jas hujan.
Akhirnya….
“Kita pakai spanduk acara ini aja untuk bernaung sambil jalan ke tempat yang aman,” ide itu muncul dari seseorang. Spanduk digital printing yang tadinya digantung di ranting-ranting pohon itu segera dilepas.
Lantas mereka serentak berjalan perlahan menembus hujan, hingga tiba di sebuah bangunan beratap. Hujan membuat acara Silaturahim I PENA Santri Jabodetabek itu “lebih berwarna”. Mereka pun tampak riang gembira.