Hidayatullah.com– Gerhana bulan sebagian terjadi pada Rabu dinihari (17/07/2019). Pantauan hidayatullah.com dari kawasan Jakarta Timur mulai sekitar pukul 04.09 sampai 06.00 WIB, gerhana bulan sebagian terlihat begitu jelas.
Gambar ini diambil hidayatullah.com dari atas Masjid Baitul Karim, Kompleks DPP Hidayatullah, Jl Cipinang Cempedak 1, Jakarta Timur, sekitar pukul 05.38 WIB, saat gerhana telah melewati masa puncaknya.
Tampak gerhana bulan sebagian dengan latar depan refleksi lafadz “Allah” dalam bahasa Arab yang merupakan lampu hias di atap masjid.
Di masjid yang baru dibangun kembali itu, Rabu dinihari juga digelar shalat sunnah gerhana bulan atau shalat khusuful qamar, yang dimulai sejak sekitar pukul 03.30 WIB hingga jelang waktu subuh.
Setelah shalat gerhana, jamaah menunaikan shalat subuh juga secara berjamaah. Selepas subuh, Ketua Umum DPP Hidayatullah Dr Nashirul Haq naik ke mimbar menyampaikan khutbah terkait gerhana bulan.
Dalam khutbahnya, Nashirul menegaskan bahwa berbagai fenomena alam yang terjadi, termasuk gerhana bulan, merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (Allah) ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya jika Ia adalah yang kamu sembah,” ujar Nashirul mengutip terjemahan salah satu firman Allah dalam Al-Qur’an.


Oleh karena itulah, dalam Islam, umatnya dianjurkan untuk menunaikan shalat gerhana saat menyaksikan gerhana bulan. Selain itu, juga dianjurkan melakukan berbagai amal ibadah seperti bersedekah, berdoa, dan beristighfar.
Diketahui, berdasarkan pengamatan Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sekitar pukul 04.30 WIB, gerhana bulan memasuki fase puncak. Sebagian besar bulan tertutup bayangan. Gerhana bulan juga terlihat jelas di daerah-daerah lainnya se-Indonesia.* Foto dan teks: Muh. Abdus Syakur/hidayatullah.com