Hidayatullah.com–Seorang remaja Prancis yang menjadi sasaran serangan online setelah mengkritik Islam dan al-Quran akhirnya bertemu dengan Imam Besar Masjid Paris, Chems Eddine Hafiz. Kunjungan tersebut diharapkan dapat meredakan situasi bagi semua orang.
Gadis berusia 18 tahun, yang diidentifikasi sebagai Mila, mengunjungi masjid sehari setelah pengadilan memvonis 11 orang yang dituduh telah melecehkannya. Sebagai catatan, Mila harus pindah sekolah dan mendapat perlindungan polisi setelah videonya viral.
“Ini adalah tanda perdamaian yang sangat penting bagi saya,” kata Mila kepada wartawan, setelah menerima Alquran dalam perban merah muda dari imam, Chems-eddine Hafiz.
Hafiz membimbing Mila dalam kunjungan dua jam ke masjid dan menaranya, yang dilakukan dengan pengamanan ketat. “Masjid Paris terbuka untuk semua. Kami ingin menunjukkan kepadanya apa arti Islam sebenarnya. Islam adalah agama yang harus dihormati,” kata Hafiz, yang juga percaya ‘kata-kata tajam’ Mila dibuat dalam ‘konteks tertentu’.
Sejak videonya yang penuh dengan kata-kata buruk terhadap Islam menjadi menular pada tahun 2020, anak sekolah yang sebelumnya tidak dikenal itu telah menjadi tokoh pemecah belah di Prancis. Ia dipandang para pendukungnya sebagai pejuang pemberani untuk kebebasan berbicara dan oleh para kritikus karena sengaja melakukan tindakan provokatif dan Islamofobia.
Undang-undang ketat Prancis tentang ujaran kebencian menghukum mereka yang menghasut kebencian terhadap kelompok berdasarkan agama atau ras mereka. Sayangnya, undang-undang ini tidak menghalangi tindakan yang mengkritik atau menghina keyakinan agama, khususnya Islam.
Mila menggambarkan dirinya sebagai seorang ateis dan masih berusia 16 tahun ketika mulai memposting video di Instagram dan kemudian TikTok, mengkritik keras Islam dan al-Quran. “Saya tidak suka agama apa pun, bukan hanya Islam,” katanya.
Pengacaranya, Richard Malka, mengatakan dia menerima 100.000 pesan ancaman, termasuk ancaman kematian dan pemerkosaan, dan pesan kebencian tentang orientasi seksualnya. Salah satu dari mereka mengatakan kepadanya bahwa dia pantas “digorok lehernya”. *
BNPB: Banjir Setinggi 100 Sentimeter di Kabupaten Aceh Tamiang, 720 Warga Terdampak
Hidayatullah.com– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang mencatat Sebanyak 720 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir di Kabupaten Aceh Tamiang yang terjadi pada Ahad (11/7) Pukul 01.00 WIB dengan tinggi permukaan air mencapai 100 sentimeter di lokasi Kecamatan Bandar Pusaka, Desa Jambo Rombong.
BPBD Kabupaten Aceh Tamiang menginformasikan bahwa saat ini banjir berangsur surut. Selain itu, langkah prefentif juga dilakukan dengan melakukan kaji cepat untuk melakukan pendataan dan berkordinasi dengan pihak terkait.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Aceh Tamiang berpotensi mengalami hujan ringan. Dilihat dari lokasi yang sebagian besar dataran rendah, BNPB menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga.
Masyarakat dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui BMKG serta memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui InaRisk.*