Hidayatullah.com — Kontes pemilihan Gus dan Ning Jember 2022 yang Pemkab Jember pada Senin (18/7/2022) menimbulkan polemik karena dianggap menjadi ajang pamer aurat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember meminta maaf kepada masyarakat terkait hal itu.
Kontroversi pemilihan Gus dan Ning Jember 2022 itu terkait dengan busana yang dikenakan sejumlah kontestan putri (Ning) pada sesi fashion show. Pada sesi tersebut, kontestan putri atau calon Ning Jember diminta untuk menunjukkan kemampuan modelingnya dengan mengenakan gaun yang dirancang desainer tertentu.
Sesi fashion show yang digelar di Alun-Alun kota Jember tersebut juga ditayangkan secara live di channel Youtube Pemkab Jember. Acara tersebut pun segera mendapat sorotan dari masyarakat karena gaun yang dianggap terlalu seksi dan terkesan mengumbar aurat.
Beberapa netizen Jember yang memprotes busana kontestan tersebut juga menyinggung Wakil Bupati Jember KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman yang berasal dari kalangan santri. Pria yang akrab disapa Gus Firjaun ini juga merupakan putra mantan Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq.
Menanggapi kontroversi itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember Harry Agustriono langsung menyampaikan permohonan maaf.
“Kami selaku penyelenggara event Gus dan Ning menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh elemen masyarakat Jember, terutama kalangan ulama, karena masih ada kekurangan dalam penyelenggaraan grand final semalam,” ujar Harry dalam keteranganya pada Selasa (19/07/2022).
Menurut Harry, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin mengontrol seluruh rangkaian acara, agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat Jember dan tidak menimbulkan kontroversi.
“Tetapi ada ketidaksempurnaan dari kami sebagai manusia,” katatnya.
Harry mengakui gaun yang dikenakan sejumlah kontestan putri tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Jember. Ia berharap, kontroversi itu tidak mengurangi tujuan utama digelarnya pemilihan duta budaya Jember.
“Memang pada fashion show yang mungkin kurang pas dan membuat tidak nyaman bagi warga Jember. Sekali lagi, kami mohon maaf atas hal tersebut. Kami berusaha tetap menjunjung tinggi semangat dari generasi muda sesuai kaidah dan norma yang berlaku. Kami berharap hal itu tidak mengurangi tujuan utama digelarnya Gus dan Ning. Kami juga sudah berusaha agar kegiatan ini bisa mengangkat potensi budaya, seperti batik Jember,” papar Harry.*