Hidayatullah.com–Media Italia baru-baru ini melaporkan bahwa tokoh penting Katolik sedunia, Paus Fransiskus dikhawatirkan menjadi sasaran bidik kelompok Daulah Islamiyah Iraq wa Syam (ISIS/ISIL).
Menurut pers Italia, pemerintah Albania khawatir dengan kelompok ISIS mungkin sudah kembali ke Albania, deimikian dikutip The Associated Press.
Sementara itu, kekhawatiran ini juga diungkapkan Duta Besar Iraq untuk Tahta Suci.
“Sri Paus memang menjadi sasaran bidik,” ujar Habeeb al Sadr kepada koran Italia Il Messaggero pada pekan lalu. “Kami sangat tahu jalan pikiran gerombolan itu..Saya tidak mengesampingkan bahwa ISIS akan tiba dan menyerang beliau.”
Sementara itu, juru bicara Vatikan, hari Senin mengatakan tak ada perubahan jadwal kunjunjungan. Paus Fransiskus juga tak berminat menambah pasukan pengamanan melawat ke Albania, pekan ini.
“Tak ada alasan mengubah jadwal kunjungan Sri Paus,” kata Monsinyur Frederico Lombardi dalam penjelasan singkat Senin/ Tidak perlakuan atau kewaspadaan khusus, tambah Lombardi. “Kami jelas memberi perrhatian, tapi tak perlu khawatir atau merubah program beliau di Albania.”
Sebelum ini, banyak pihak juga mengakatan Paus masuk dalam bidikan ISIS. Meski untuk hal ini Paus menampiknya. [ baca: Paus Menampik Disebut jadi Target Buruan ISIS]
Seperti diakui, untuk pertama kalinya sejak terpilih menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus akan mengunjungi negara Muslim.
Paus dijadwalkan akan mengunjungi negara-negara Muslim, termasuk Yordania dan Albania pada pekan ini.
Pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini akan berada di Istanbul pada 30 November pada perayaan hari raya St Andrew atas undangan Patriark Ekumenis Bartholomew I, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks dunia.
Paus juga akan mengunjungi Yordania pada Sabtu pekan ini hanya dalam beberapa jam, sebagai pertanda rangkaian lawatannya ke Timur Tengah.
Sri Paus akan bertatap muka dengan Raja Abdullah II, menggelar misa di sebuah stadion dan bertemu para pengungsi Suriah. Ini merupakan kesempatan besar bagi Paus untuk berbicara lantang menentang perang dan pengusiran umat Kristen dari Timur Tengah.*