Hidayatullah.com—Rabu (11/8) ini umat Islam seluruh dunia telah memulai puasa Ramadhan. Selama kurang lebih sebulan, kaum muslim akan berjuang melawan rasa lapar yang melelahkan di tengah panas terik matahari.
Muslim mengamati bulan kesembilan dalam kalender lunar Islam dengan cara tidak melakukan makan, minum, dan seks, dari fajar hingga terbenam matahari selama bulan Ramadhan.
Di Timur Tengah misalnya, puasa kali ini diawali di tengah suasana panas terik. Menurut catatan, enam bulan pertama memasuki tahun 2010 adalah suhu terpanas di Timur Tengah.
Mesir, salah satu negara Arab terbesar dengan penduduk 80 juta, sudah melewati musim dinginnya beberapa bulan lalu. Kini, telah memasuki suhu panas.
Di Dubai, para ulama bahkan mengizinkan para pekerja berbuka puasa jika panas terik tak terhindarkan.
Mesir, salah satu negara yang tergantung pada pariwisata, menawarkan liburan bagi orang berduit di Arab, berupa kembang api, konser, pertunjukkan cerita rakyat, dan tarian Darwis, sebuah tarian dalam tradisi sufime.
Bar dan pub tutup selama bulan Ramadhan dan beralih ke menu hemat, dengan pengecualian bar hotel, yang menyajikan alkohol hanya untuk orang non-Mesir dan menyesuaikan dengan larangan Islam atas alkohol.
Dubai, salah satu kota yang paling populer di Timur Tengah untuk pesta, ikut menutup klub malam dan melarang tarian di dalamnya.
Konsumsi alkohol di Uni Emirat Arab secara resmi diperbolehkan hanya untuk non-muslim. Namun dalam praktiknya, siapapun dapat minum alkohol di hotel dan klub. Selama Ramadhan, hotel menutup bar mereka dari pandangan publik.
“Ada turis dan non-muslim di negara ini dan mereka bisa pergi ke bar yang tertutup di mana mereka dapat dilayani alkohol selama bulan Ramadhan,” ujar direktur bagian surat izin pemeriksaan dan kepariwisataan pemerintah Dubai, Muhammad Khalifa, kepada AFP.
Namun tidak diizinkan untuk mengadakan aktivitas hiburan, perayaan, atau pesta sepanjang bulan suci Ramadhan.
Indonesia, negara muslim yang paling padat penduduknya, sudah mengumumkan untuk menindak dan menutup situs-situs porno.
Mengutipkan Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring dalam jumpa pers pada hari Selasa, mempersilakan orang muslim untuk “menjaga kebersihan hati selama bulan suci,” dan mengatakan bahwa dia akan menargetkan website dan media yang membawa konten pornografi.
Di Mauritania, pemerintah mengumumkan “langkah-langkah mendesak” terhadap kenaikan harga.
Kenaikan harga pangan global, ditambah dengan kebutuhan Ramadhan, bisa menghambat aktivitas beramal.
Layanan iftar, meliputi roti dan minuman gratis yang menjadi tradisi di Kairo, telah terasa menurun selama dua tahun terakhir. Banyak tuan rumah mengatakan mereka kini tidak mampu lagi. [meo/hidayatullah.com]