“Kepentingan umum lebih diutamakan dari kepentingan pribadi,” demikian ungkapan yang sering kita dengar. Pedoman ini harus menyikapi beberapa kejadian yang merugikan publik akhir-akhir ini.
Beberapa waktu lalu, demo besar-besaran sopir taksi terjadi di Jakarta. Hal itu tentunya berdampak pada tersendatnya rutinitas masyarakat, khususnya pengguna jasa transportasi taksi.
Hari ini, Jum’at, (1 April 2016), sejumlah sopir bis mogok kerja di terminal Solo. Sehingga akses transportasi Solo – Jogja tersendat.
Konon hal itu disebabkan karena adanya perselisihan antara angkot yang satu dengan yang lainya. Bahkan penumpang dari surabaya menuju jogja terpaksa diturunkan di terminal Solo.
Lagi-lagi masyarakat umum menjadi korban. Sejumlah penumpang harus bersabar menunggu di terminal Solo hingga antara kedua belah pihak menemukan kesepakatan.
Dari dua fakta di atas hal yang paling penting untuk disikapi adalah kepentingan umum. Sehingga hal ini perlu urun rembuk dan solusi yang damai antara pengusaha transportasi.
Tentunya semua itu tidak lepas dari kendali pemerintah setempat, sehingga tidak ada yang dirugikan.
Masyarakat dan transportasi bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga keduanya harus menjadi perhatian.
Hingga informasi ini ditulis, transportasi Solo – Jogja masih belum berjalan dengan normal.*
Subliyanto | Salah satu penumpang transportasi jurusan Jogja