Mari kita bicara Matematika Allah. Sementara, tinggalkan rumus matematika manusia.
Dengan kondisi Umat Islam yang babak belur sekarang ini, sepertinya tidak ada lagi harapan kecuali susah untuk bangkit.
Dengan kemampuan militer, ekonomi dan politik yang masih ketinggalan jauh, ditambah lagi barisan umat Islam yang terpecah belah.
Tapi ingatlah, sejarah dunia pernah mencatat. Apa masuk akal, jika dalam perang Qadisiyah 32.000 pasukan Muslim mampu mengalahkan 200.000 pasukan Persia?
Apa masuk akal, jika dalam perang Yarmuk 29.000 pasukan Muslim mengalahkan 200.000 pasukan Romawi ?
Apa masuk akal, jika 39.000 pasukan Muslim dalam perang Tostar mampu mengalahkan 150.000 pasukan Persia?
Apa masuk akal, di Lembah Barbate 12.000 pasukan Muslim mampu mengalahkan 200.000 pasukan Kristen Gothic?
Inilah Matematika Allah. Kadang, perkara sulit kalau tidak boleh dikatakan mustahil, bisa saja terjadi.
Jelas itu hitung-hitungan manusia yang sulit diwujudkan.
Tapi, kita punya keyakinan bahwa Allah-lah yang memerangi mereka. Allah yang memberikan kemenangan.
فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـكِنَّ اللّهَ رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلاء حَسَناً إِنَّ اللّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka…” (QS. Al Anfal [8]: 17).
Hari ini, Kota Halab (Aleppo) membara. Allah sedang menguji saudara Sunni kita di sana dengan cara mereka berperang melawan orang-orang kafir.
Di sana kita menemukan ketimpangan. Musuh Islam bersatu padu didukung perangkat perang yang super canggih.
Bandingkan dengan Mujahidin Muslim di sana. Apa yang mereka punyai?
Untuk itu, tak adalagi alasan. Sertakan mereka saudara-saudara kalian dalam sujud panjangmu.
Biarlah dunia sepakat diam hari ini. Tapi mereka tetaplah adalah saudara sesama Muslim.
Setiap Muslim harus ada kontribusi manfaat terhadap saudara seimannya.
Jika tidak bisa ikut mereka berperang. Andai ada yang mengaku belum mampu membantu dengan finansial.
Maka, setidaknya jiwa ini mutlak ada kepedulian. Doa, itulah senjata orang Mukmin yang terhebat.
Yakinlah, umat Islam masih punya Allah, Zat Yang Mahakuasa atas segala urusan makhluk-Nya.
Yakinlah, matematika Allah masih berlaku sampai detak jantung dunia ini berhenti.
Selama umat Islam mengikat hati-hati mereka dengan ukhuwah.
Selama kaum Muslimin bersatu dan bukan berberai.
Untukmu Halab, untukmu Aleppo. Untukmu Umat Islam
Allahumma a’izzal Islam wal Muslimin
Tohir Abu |Batam