Hidayatullah.com—Council of Europe (CoE) atau Dewan Eropa memperingatkan perihal kebangkitan ekstrimis sayap kanan dan neo-fasisme di Kroasia dalam lapran terbarunya yang dipublikasikan hari Selasa (15/5/2018).
Kebangkitan itu diperkuat dengan pengelu-eluan ideologi-ideologi yang berkembang di era Perang Dunia II, khususnya rezim fasis Kroasia Ustasha, yang berperang bersama Nazi Jerman, menurut laporan Komisi Anti-Rasisme Dewan Eropa.
Dilansir DW, laporan tersebut mendapati bahwa sebagian politisi menggunakan ujaran kebencian untuk menyulut konflik antarkelompok dalam masyarakat, dan ini tidak hanya berlaku pada partai-partai ekstrimis, melainkan “keseluruhan spektrum politik,” terutama menjelang pemilu.
Ujaran kebencian itu kerap ditujukan kepada komunitas orang Roma dan pengungsi –terutama Muslim.
Menurut laporan itu, lebih dari 20 tahun setelah berakhirnya perang di kawasan Balkan, minoritas etnis Serbia di Kroasia terus menjadi target bermotif rasial dan rumah-rumah dan lembaga-lembaga milik orang Serbia sering dicoreti dengan simpol-simbol Nazi dan Ustasha.
Laporan itu mencatat bahwa pada Desember 2013 ketua Partai Hak Rakyat Kroasia yang beraliran kanan jauh mengirim pesan yang isinya terang-terangan menunjukkan kebencian kepada direktur situs peringatan Perang Dunia II di bekas kamp konsentrasi di Jasenovac, di mana kebanyakan korban adalah orang Seria.
Pesan itu diakhiri dengan salute rezim Ustasha “Za dom –spremni”, ucapan penghormatan yang terlarang di Kroasia seperti halnya gaya penghormatan ala Nazi yang terlarang di Jerman. Bentuk penghormatan semacam itu masih sering terlihat di pertemuan kelompok ekstrimis sayap kanan dan neo-fasis dan bahkan di acara konser musik.*