Hidayatullah.com– Dalam pernyataanya, Menlu Miguel Moratinos juga mengatakan pemerintah PM Jose Luis Rodriguez Zapatero akan menghormati janji-janji yang dinyatakannya pada Konferensi Donor Irak dan membantu pembangunan kembali Iraq dan transisinya menuju negara demokratis.
“Kami bukan mencuci tangan kami dari situasi,’ kata Moratinos dalam wawancaranya dengan suratkabar El Pais Senin.
Zapatero Minggu memerintahkan penarikan pulang secepat mungkin 1.300 tentara Spanyol yang bertugas di Iraq. Perintah itu memenuhi janji-janjinya pada masa kampanye pemilihannya dan untuk memulihkan negaranya yang mengalami serangan bom militan al-Qaidah sebagai akibat keterlibatannya dalam perang di Iraq.
“Keputusan ini seharusnya tidak mempengaruhi hubungan bilateral antara Spanyol dan AS,” kata Moratinos. Dia mengatakan selain masalah Iraq, agenda Spanyol lainnya dengan AS akan diperluas dan lebih menarik di bawah Zapatero.
Zapatero mengatakan bahwa dia telah memerintahkan menteri pertahanan untuk “menempuh hal yang diperlukan bagi pasukan Spanyol yang ditempatkan di Iraq agar pulang secepat-cepatnya”.
Dia mengumumkan langkah tersebut beberapa jam setelah pemerintahan baru Sosialis diambil sumpahnya. Zapatero menang pemilihan bulan lalu.
Segera setelah terpilih, Zapatero bersumpah untuk menarik mundur serdadu Spanyol, kecuali mereka datang ke Irak di bawah komando PBB sebelum 30 Juni, yakni saat mandat mereka habis.
Pendahulunya yang beraliran konservatif, Jose Maria Aznar, mengirimkan serdadu bulan Agustus 2003. Langkah tersebut memicu unjukrasa besar-besaran di seluruh Spanyol.
“Dengan informasi yang kami punya, dan yang kami himpun dalam beberapa pekan terakhir, tidak ada kemungkinan dalam waktu dekat ini bahwa PBB akan meloloskan resolusi,” yang memenuhi kehendak Spanyol, tambah Zapatero.
Amerika Serikat mengutuk keputusan untuk menarik serdadu Spanyol, dan mengatakan, kebijakan itu sama dengan menyerah kepada terorisme.
Namun, menurut wartawan BBC Danny Wood di Madrid, mayoritas warga Spanyol mendukung keputusan PM baru mereka.
Banyak warga yakin, serangan bom kereta api 11 Maret adalah akibat pemerintah lama mendukung kebijakan Amerika di Irak, tambah wartawan kami.
Pasukan Spanyol memainkan peran penting di Iraq, khususnya di kota suci Syiah, Najaf.
AS mengatakan negara-negara lain yang tergabung dalam koalisi diperkirakan akan meninjau kembali partisipasinya di dalam pasukan keamanan di Iraq selagi pasukan Spanyol bersiap-siap untuk pulang.
Amerika diperkirakan akan terus kehabisan dukungan akibat perlawan rakyat semesta yang terus bertubi-tubi di Iraq. (kcm/cha)