Hidayatullah.com-Malaysia terlambat 9 hari bertindak atas penyebaran Covid-19 di kalangan Jamaah Tabligh yang mengadakan acara di Masjid Jamek Sri Petaling, yang kemudian berkembang menjadi klaster penularan mencakup 40% dari 5.851 infeksi di negara itu.
Dirjen Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa kementerian baru mengetahui tentang pertemuan yang dihadiri ribuan orang itu ketika seorang peserta dari Brunei dinyatakan positif.
“Saya hanya diberitahu oleh sejawat Brunei tentang pertemuan itu pada 9 Maret malam, sehingga kita bertindak terlambat 9 hari.”
“Ketika itu para peserta sudah kembali negara kampung halaman, desa-desa dan subdistrik tempat tinggal mereka,” kata Hisham dalam konferensi pers harian tentang Covid-19 di Putrajaya hari Selasa (28/4/2020) seperti lansir The Star.
Hal itu diungkap Hisham setelah dia dimintai komentar tentang jumlah kasus Covid-19 di Thailand, yang belakangan ini berturut-turut hanya menunjukkan pertambahan satu digit kasus baru setiap harinya.
“Memang benar Thailand memiliki populasi yang lebih besar dibanding Malaysia, tetapi memiliki kasus lebih sedikit daripada kita.”
“Namun, di negara mereka tidak ada pertemuan Tabligh yang dihadiri 16.000 orang.”
“Saya yakin apabila di negara kita tidak ada pertemuan tersebut, kasus kita akan lebih sedikit dibanding Thailand. Pertemuan Tabligh itu merupakan penyebab hampir 40% dari total kasus kita,” kata Hisham.
Hari Selasa, Thailand mencatat 7 kasus baru Covid-19 –hari kedua berturut-turut di mana pertambahan hanya satu digit—sehingga total jumlah kasus menjadi 2.938.
Pertemuan Jamaah Tabligh di Masjid Jamek Sri Petaling digelar dari tanggal 28 Februari sampai 1 Maret.
Total ada 2.155 orang yang berkaitan dengan klaster Tabligh Sri Petaling yang positif Covid-19. Sejauh ini, kementerian sudah melakukan tes terhadap 32.122 orang yang berada dalam klaster itu.
Hisham yakin Malaysia bisa mencapai satu digit itu, dengan syarat semua orang di negeri itu harus mengikuti norma yang berlaku selama wabah. “Kalau tidak ada keperluan jangan pergi ke luar, tinggal di rumah,” ujarnya.*