Hidayatullah.com—Polisi di Berlin mengatakan 86 orang ditangkap setelah botol-botol dilemparkan ke arah petugas saat demonstrasi menentang pemberlakuan lockdown digelar di Alexanderplatz, lapangan besar yang berada di bekas wilayah Berlin Timur.
Satu petugas terluka akibat ulah demonstran itu, dan seorang petugas lagi terluka di lokasi protes di depan gedung Reichstag di mana 45 orang ditangkap.
Di kota Dortmund, polisi mengatakan seorang pria menyerang seorang kru TV saat aksi protes berlangsung. Pelaku yang berusia 23 tahun itu ditangkap. Serangan semacam itu merupakan yang ketiga terjadi di Jerman dalam kurun dua pekan terakhir.
Sementara itu polisi di Cologne geram karena sebagian demonstran menyuruh orang-orang yang berbelanja agar melepas masker penutup wajah ketika memasuki toko-toko.
“Kelihatannya orang-orang ini masih tidak paham bahwa ini bukan saja soal kesehatan mereka tetapi juga nyawa orang lain,” kata Kepala Kepolisian Cologne seperti dilansir Euronews Ahad (10/5/2020).
Meskipun pemerintah Jerman secara bertahap sudah melonggarkan aturan lockdown beberapa pekan terakhir, aksi protes menentang pembatasan aktivitas masyarakat selama wabah Covid-19 terus berlangsung. Aksi protes banyak mendapat dukungan dari kelompok-kelompok kanan-jauh yang dikenal rasis, selebriti kelas C alias tidak terlalu tenar, dan orang-orang yang berkeyakinan bahwa virus ini tidak berbahaya atau merupakan bagian dari konspirasi global.
Vegan influencer Attila Hildmann dan musisi Xavier Naidoo adalah dua di antara banyak orang yang menyebarkan teori konspirasi di Jerman berkaitan dengan coronavirus.
Di laman Facebook Hildmann menulis bahwa Jerman tidak lama lagi akan meninggalkan demokrasi dan kekuatan-kekuatan rahasia kemudian akan mengukuhkan “tatanan dunia baru” (New World Order).
Sementara itu Naidoo, yang sebelumnya pernah dihujani kecaman karena mengeluarkan komentar-komentar rasis di media sosial, meragukan eksistensi coronavirus dan menuntut bukti bahwa virus itu benar-benar nyata adanya.*