Hidayatullah.com–Boikot tidak resmi Saudi mengurangi ekspor Tukrki ke kerajaan itu ke rekor terendah pada Januari. Hal itu terjadi di tengah upaya diplomatik untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara, lapor Middle East Eye (MEE).
Ekspor Turki ke Arab Saudi turun luar biasa 92 persen pada Januari, dari 221 juta AS Dolar menjadi hanya 16 juta AS Dolar tahun-ke-tahun, menurut data yang dirilis oleh Persatuan Eksportir Turki (TIM). Tahun lalu, Riyadh meningkatkan upayanya untuk menargetkan ekonomi Turki setelah keputusan pengadilan Turki untuk menerima dua dakwaan terpisah terhadap pejabat Saudi yang dikatakan terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi di Istanbul pada Oktober 2018.
Hubungan antara dua pusat kekuatan regional itu menurun sejak pembunuhan jurnalis Saudi tersebut, yang pembunuhannya diyakini oleh CIA telah diperintahkan oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Sejak Oktober, pemerintah Saudi secara sistematis menekan bisnis lokal agar tidak berdagang dengan perusahaan Turki dan menjatuhkan barang mereka dari rak mereka.
Statistik menunjukkan perlambatan stabil dalam ekspor Turki sejak saat itu. Akibatnya, ekspor tahunan Turki ke Arab Saudi turun 24 persen pada tahun 2020, dari 3,1 miliar menjadi 2,3 miliar AS Dolar.
Tidak Ada Pertemuan Kedua
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tahun lalu mencoba memperbaiki situasi dengan berbicara dengan Raja Saudi Salman, dan keduanya setuju untuk mengadakan konsultasi tentang masalah tersebut. Namun, pertemuan pertama Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dengan timpalannya dari Saudi, Faisal bin Farhan pada November akhirnya gagal mengubah situasi.
“Kami telah sepakat untuk mengadakan pertemuan kedua untuk membahas masalah tersebut,” kata seorang pejabat senior Turki, yang berbicara tanpa nama, pada saat itu. Sejak itu, tidak ada pertemuan kedua yang dilakukan.
Burak Onder, produsen dan eksportir peralatan rumah tangga dan dapur Turki, mengatakan kepada media Turki bahwa ekspor ke Arab Saudi hampir berhenti total karena barang yang telah dikirim ke negara itu telah ditahan di bea cukai selama berbulan-bulan tanpa penjelasan resmi. Seorang pejabat senior kementerian perdagangan Turki, berbicara secara anonim, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dari waktu ke waktu Saudi akan melepaskan ekspor yang ditahan di bea cukai setelah intervensi resmi, tetapi masalah umum masih berlanjut.
Pejabat Turki telah sangat dibungkam atas pembunuhan Khashoggi dan masalah gesekan lainnya dengan Riyadh, seperti hubungan Ankara dengan Ikhwanul Muslimin, sejak tahun lalu. “Kami tidak memiliki masalah apa pun selain masalah Khashoggi, yang telah kami lakukan semampu kami untuk menyelesaikannya,” kata seorang pejabat Turki November lalu. “Sudah waktunya untuk melanjutkan.”*