Hidayatullah.com—Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy berbicara dengan Paus Fransiskus, yang menawarkan diri sebagai membantu menjadi mediator antara Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri invasi, sebagai dukungan dari Perdana Menteri Italia untuk bergabung dengan Uni Eropa
Zalensky berbicara pada parlamen Italia pada Selasa dan mendesak mereka untuk membekukan asset yang di miliki oleh anggota elite Rusia pada negara itu. “Anda tahu betul siapa yang memerintahkan pasukan untuk berperang dan siapa yang menyebarkan ini. Hampir semua dari mereka menjadikan Italia sebagai tempat istirahat. Jangan menjadi tempat wisata bagi para pembunuh,” jelas Zelensky dalam pidato dikutip UPI.
Setelah pidato Zelensky, Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara terbuka mendukung tawaran Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa. “Memberitahukan kepada Yang Mulia mengenai situasi kemanusiaan yang sulit dan pemblokiran koridor penyelamatan oleh pasukan Rusia. Peranan sebagai penengah tahta suci dalam mengakhiri penderitaan manusia akan disambut. Ia berterima kasih atas doa-doa untuk Ukraina dan perdamaian,” cuit Zelensky, setelah percakapannya dengan pemimpin Gereja Katolik dan sekaligus kepala negara Vatikan itu.
Zelensky juga mengundang Paus Fransiskus untuk mengunjungi Ibu Kota Ukraina, Kyiv. Paus Fransiskus meningkatkan kecamannya terhadap Rusia serta menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai “pembantaian yang tidak masuk akal” dalam sebuah pidato kepada para pengunjung di lapangan St. Peter.
“Terlihat Gerakan bantuan untuk (Ukraina) oleh Paus Fransiskus: hanya beberapa menit yang lalu Bapa Kudus memanggil Presiden Zelensky dan berbicara yang sangat menjanjikan. Paus mengatakan (Vatikan) berdoa dan melakukan segala upaya untuk mengakhiri perang; (Zelensky) berulang kali mengatakan bahwa Yang Mulia adalah tamu yang sangat diharapkan di (Ukraiana).” cuit Duta besar Ukraina, Andrii Yurash, setelah percakapan telepon fransiskus dengan Zelensky.
Perbicangan tersebut tersebut terjadi sehari setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan Rusia menggunakan rudal hipersonik melawan Ukraina setelah pasukan rusia dilemahkan oleh perlawanan keras Ukraina. Tunduhan tersebut muncul setelah para pejabat Pentagon mengatakan tidak jelas apakah Moscow yang telah menggunakan persenjataan hipersonik—yang bergerak dengan kecepatan setidaknya 5 mach dan lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara dan jauh lebih cepat daripada rudal tradisional.* /Annisa Yapsa Azzahra