Hidayatullah.com– Polisi Iran menangkap sejumlah orang pelaku aksi protes di dekat Danau Urmia, danau garam terbesar kedua terbesar di dunia yang mengering.
Danau Urmia adalah resor pariwisata domestik utama Iran sebelum mulai menyusut pada 1995 karena kekeringan ekstrem, pertanian, dan pembangunan bendungan.
Sekarang ini, hotel-hotel dan perahu-perahu terbengkalai, sementara air danau tidak terlihat.
Banyak penduduk setempat di sebelah barat laut yang terpencil, di mana danau itu berada, menyalahkan pihak berwenang atas hilangnya air dari danau itu.
“Danau Urmia sedang sekarat, parlemen memerintahkan pembunuhannya,” teriak sejumlah pengunjuk rasa pada demonstrasi kecil di ibu kota daerah setempat, juga bernama Urmia, pada hari Sabtu (16/7/2022), lansir AFP mengutip media lokal.
Kepala polisi di wilayah itu mengatakan para demonstran bersikap bermusuhan dan mengatakan mereka bermaksud mengganggu keamanan publik.
Banyak wisatawan Iran dulu mengunjungi Danau Urmia, terletak di dekat perbatasan dengan Turki, untuk menikmati pemandangan alam yang indah dan mengambil manfaat dari lumpurnya yang kaya mineral yang konon baik untuk tubuh.
Namun pada pertengahan 1990-an, akibat kombinasi intensifikasi pertanian, bendungan baru yang dibangun di seberang anak sungai danau dan kondisi kekeringan ekstrem, debit air terus berkurang.
Warga setempat, yang sebagian besar bergantung nafkahnya pada danau tersebut, menyaksikan dari waktu ke waktu air semakin menjauh.
Kurun 20 tahun terakhir, debit air berkurang sekitar 10% dari ukuran sebelumnya dan hanya alga merah yang tersisa di dalam air. Turis tidak lagi mengunjungi danau, pemukim pindah ke tempat lain, meninggalkan perahu-perahu dan bangunan perlahan rusak sementara gundukan garam tampak semakin lebar di badan danau.
Beberapa tahun terakhir otoritas Iran berupaya mengembalikan kondisi Danau Urmia setidaknya mirip seperti sediakala, merayu para petani agar menanam tanaman yang tidak boros air.
Namun pekan lalu, gubernur provinsi setempat mengakui bahwa upaya yang telah dilakukan pemerintah tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, dan bencana lingkungan akan terjadi apabila danau tersebut tidak diselamatkan.
Tinggi permukaan air memang sedikit naik dari rekor terendahnya, tetapi tidak jelas apakah itu disebabkan oleh curah hujan yang lebih tinggi atau hasil upaya pemerintah.
Selama bertahun-tahun Iran mengalami gelombang hawa panas, yang diperkirakan memburuk seiring perubahan iklim akibat aktivitas manusia di dunia.
Menurut Ali Mirchi, seorang pakar dari Oklahoma State University dalam program acara BBC Future Planet tahun lalu, apa yang terjadi pada Danau Urmia logikanya sederhana saja. Air danau dikuras habis akibat pemakaian yang berlebihan, sementara pada saat yang sama terjadi kekeringan berkepanjangan. Jadi kondisinya ibarat hewan “unta yang mengangkut beban berlebihan sampai punggungnya patah”, kata Mirchi.
Pakar-pakar lingkungan hidup sudah memperingatkan bahwa suhu bumi semakin menghangat dengan kenaikan 1,1 derajat Celcius sejak era industrialisasi dan akan terus meninggi apabila tidak ada intervensi seperti pemangkasan emisi karbon.*