Hidayatullah.com—Tiga kali menggelar nobar film Buya Hamka di Jakarta, Sekolah Pemikiran Islam (SPI) tidak pernah kesulitan mencari peminat. Hal itu disampaikan oleh Kepala SPI Pusat, Akmal Sjafril, dalam kegiatan nobar ketiga pada Rabu (03/05) malam di Cinepolis Kalibata City Square, Jakarta.
“Acara yang kami gelar ini bertajuk Nobar & Bedah Film Buya Hamka, dan malam ini sudah yang ketiga kalinya kami gelar di Jakarta. Ketiganya diselenggarakan di tempat yang sama. Jumlah peserta dibatasi 60 orang, sesuai dengan kapasitas kursi. Peminatnya banyak sekali, sehingga pendaftaran selalu ditutup hanya 1-2 hari setelah dibuka,” ungkap lelaki yang mendirikan SPI pada 2014 silam ini.
Menurut Akmal, kegiatan Nobar & Bedah Film ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan SPI terhadap film-film berkualitas yang diharapkan dapat memperkenalkan tokoh-tokoh ulama Nusantara dan mempromosikan ajaran Islam yang benar.
“Sebelumnya memang sudah banyak film bernuansa keislaman, namun sebagiannya perlu dikritisi. Ada film yang konon menggambarkan kehidupan santri dan santriwati, tapi ujung-ujungnya mempromosikan pluralisme agama. Buya Hamka adalah salah seorang tokoh ulama besar Nusantara yang nama besar dan warisan pemikirannya dikenal oleh segenap Bangsa Melayu. Karena itu, kami menyambut baik kehadiran film ini, yang menurut kami cukup berkualitas,” ujar Akmal lagi.
Penilaian itu, menurut Akmal, telah disimpulkannya sejak menghadiri peluncuran pertama film tersebut pada 9 April 2023 silam di Epicentrum XXI, Jakarta. “Alhamdulillaah, saya salah satu yang mendapat kehormatan untuk menerima undangan menghadiri gala premiere film Buya Hamka. Walaupun saya baru menonton volume pertama dari triloginya, tapi sejauh ini saya puas dengan kehadirannya,” tutur Akmal.
Meskipun film ini dianggap bagus, namun tentu saja bukan tanpa kekurangan. Hal itulah yang mendorong SPI untuk tidak hanya mengadakan acara nobar, melainkan juga sekaligus bedah filmnya.
“Tidak ada karya manusia yang tanpa kekurangan. Tapi justru demi mendukung kesuksesan film ini, SPI mengadakan bedah filmnya juga. Mudah-mudahan, apa yang kami lakukan ini dapat menggenapkan segala kekurangan yang ada, sehingga umat Muslim lebih mengenal sosok dan pemikiran Buya Hamka yang sesungguhnya,” tandas salah seorang aktivis gerakan #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) ini.
Selain dikenal sebagai pendiri SPI, Akmal juga kerap menjadi pembicara dalam kajian-kajian dan seminar seputar pemikiran Buya Hamka. Hal ini dilatari oleh minatnya yang sangat mendalam terhadap Buya Hamka yang merupakan obyek penelitian dalam tesis dan disertasinya.*/SPI Media Center