Hidayatullah.com– Kota Toronto, Kanada, tidak lama lagi harus memilih walikota baru, setelah skandal perselingkuhan memaksa John Tory meletakkan jabatannya. Beruntung ibukota Ontario itu tidak kekurangan kandidat, karena sejauh ini sudah ada 102 nama yang mendaftar, termasuk seekor anjing bernama Molly, untuk menggantikan Tory.
Anjing betina keturunan serigala-husky berusia 6 tahun, dan pemiliknya Toby Heaps, mencalonkan diri dengan janji kampanye “Stop the Salt Assault” selama musim dingin.
Menurut Heaps, penaburan garam secara berlebihan di jalan secara berlebihan (pada musim dingin guna mencairkan salju) dapat melukai kaki-kaki hewan seperti Molly. Kampanyenya juga menjanjikan perumahan terjangkau, kenaikan pajak untuk kalangan pengusaha kaya dan perusahaan besar, serta larangan penggunaan sistem pemanas ruangan berbahan bakar fosil di rumah dan gedung komersial.
Apabila terpilih, Heaps mengatakan akan menjadikan Molly sebagai walikota anjing kehormatan pertama kota itu.
“Saya pikir balai kota akan membuat keputusan yang lebih baik jika ada binatang di ruangan,” katanya kepada BBC.
Ini merupakan pemilihan dini pertama dalam sejarah Toronto, sejak 6 daerah sepakat bergabung menjadi satu membentuk “mega-city” Toronto 25 tahun silam. Pemilihan kepala daerah terpaksa dilakukan sebelum jadwal normal karena John Tory, walikota Toronto selama delapan tahun terakhir, mengundurkan diri.
Tory naik ke kursi walikota Toronto pada 2014 sebagai penawar malu atas kelakuan Rob Ford, yang menjadi pembicaraan media internasional setelah mengakui menghisap crack cocaine saat di kantor.
Namun, Tory rupanya tidak cakap mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi di salah satu kota paling mahal biaya hidupnya di dunia itu. Dia juga dinilai tidak becus menangani kepemilikan senjata api yang terus meningkat, tunawisma, harga rumah yang tidak terjangkau, serta kekerasan di tempat umum.
Anehnya, meskipun dianggap tidak cakap, Tory terpilih sebanyak tiga kali, terakhir dia memenangkan pemilihan pada Oktober 2022. Hanya segelintir orang yang menantangnya kala itu, karena secara umum dia diduga akan selalu menang.
Namun, keberuntungan tidak selamanya berpihak pada Tory.
Bulan Februari, sebuah artikel di koran Toronto Star mengungkap pria berstatus menikah berusia 68 tahun itu menjalin hubungan di luar pernikahan dengan seorang staf wanita berusia 31 tahun saat pandemi Covid-19. Tory langsung meletakkan jabatan beberapa jam setelah artikel tersebut muncul.
Dengan tidak adanya Tory, pemilihan sela yang akan digelar pada 26 Juni adalah “perlombaan yang terbuka lebar,” kata Nelson Wiseman, seorang profesor emeritus ilmu politik di Universitas Toronto.
“Perbedaan antara pemilihan yang terakhir kali dan kali ini adalah kita tidak tahu siapa yang akan menang,” kata Prof Wiseman, seperti dikutip BBC (25/6/2023).
Persyaratan pendaftaran calon walikota Toronto teramat sangat ringan. Pendaftar hanya diminta membayar biaya C$250 ($189) dan menyerahkan bukti dukungan berupa tanda tangan 25 warga Toronto.
“Ada semacam aspek penjudi, semacam aura Las Vegas,” kata Karen Chapple, direktur School of Cities di University of Toronto, kepada BBC mengomentari banyaknya orang yang mencoba peruntungan nasib kalau-kalau terpilih sebagai walikota salah satu kota terbesar dunia.*