Hidayatullah.com– Perusahaan raksasa minyak dan gas Prancis TotalEnergies siap untuk menginvestasikan $6 miliar untuk beberapa tahun dalam industri minyak dan energi di Nigeria, khususnya gas dan proyek-proyek lepas pantai.
Sejak Presiden Bola Tinubu menjabat pada bulan Mei, pemerintah Nigeria berusaha mendatangkan lebih banyak investor asing.
Nigeria – kekuatan ekonomi terbesar di Afrika, anggota OPEC dan salah satu penghasil minyak terbesar – mengalami penurunan produksi minyak mentah kurun beberapa tahun terakhir disebabkan pencurian besar-besaran dari jalur pipa dan berbagai gangguan keamanan, serta tingginya biaya operasi dan birokrasi rumit yang membuat enggan para investor.
Tinubu bertemu dengan CEO Total Energies Worldwide Patrick Pouyanne untuk melakukan pembicaraan di ibu kota Abuja pada hari Senin, lansir AFP Selasa (19/12/2023).
“Kami berkomitmen untuk menghilangkan semua gangguan dan hambatan anti-investasi pada industri minyak dan gas. Kami memiliki jalur yang jelas yang kami dengan penuh tekad akan kami tempuh. Kami siap bekerja sama dengan Anda,” kata Tinubu usai bertemu dengan perwakilan dari Total.
Menurut pernyataan dari kantor kepresidenan, Pouyanne mengatakan kepada Presiden Tinubu bahwa Nigeria “sangat penting “ bagi Total Energies, karena mencakup 8-10 persen dari total produksinya di seluruh dunia.
“Kami siap untuk berinvestasi sebesar $6 miliar pada tahun-tahun mendatang. Kami sedang mencari peluang untuk produksi laut dalam dan produksi gas yang lebih luas di seluruh kawasan,” ujarnya.
“Semuanya sudah ada di sini. Kita hanya perlu menyimpulkan dengan beberapa penyesuaian dan perubahan yang diperlukan untuk membuka potensi luar biasa baik dari minyak maupun gas.”
Undang-undang migas Nigeria yang baru, Petroleum Industry Act, diloloskan pada tahun 2021 setelah perdebatan di parlemen dan penundaan bertahun-tahun. UU itu berisikan perubahan peraturan, royalti dan pajak yang ditujukan untuk mendatangkan lebih banyak investasi asing di bidang migas.
Pengumuman TotalEnergies itu menyusul janji bisnis serupa dari Shell, yang awal bulan ini menyatakan berniat untuk menginvestasikan $6 miliar untuk menggarap proyek lepas pantai, gas dan gas cair.*