Hidayatullah.com—Miliaran dolar dialokasikan Bank Dunia untuk proyek pembangunan infrastruktur Chinese Silk Road Economic Belt, kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam pertemuan meja bundar 1+6 di Beijing.
“Investasi, khususnya infrastruktur, sangat penting. Inisiatif China berupa sabuk ekonomi Jalur Sutera menjadi katalisator investasi infrastruktur,” kata Kim Yong kepada para pemimpin organisasi besar internasional.
“Bank Dunia akan membantu negara-negara yang tercakup dalam inisiatif ini untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada, sejalan dengan strategi pembangunan mereka sendiri,” imbuhnya.
Menurut International Finance Corporation (IFC), lembaga di bawah naungan Bank Dunia, tambahan $1 miliar diharapkan dapat dikumpulkan dalam waktu setahun sebagai bagian dari dana $5 miliar yang direncanakan untuk investasi infrastruktur Sabuk dan Jalur Sutera tersebut.
“Kami telah berhasil mengumpulkan $1,1 miliar pertama, kami akan mengumpulkan miliaran selanjutnya tahun depan, begitu perkiraan saya,” kata Ram Mahindra, IFC chief investment officer untuk bidang infrastruktur dan sumber daya alam, kepada Reuters seperti dilansir RT hari Selasa (12/9/2017).
Rencana pengumpulan dana itu merupakan bagian dari inisiatif IFC yang disebut Managed Co-Lending Portfolio Program (MCPP), yang berupaya mengumpulkan lebih dari $5 miliar dana dari investor sebelum tahun 2021. Sebagian besar dari dana itu dipakai untuk membiayai proyek-proyek berkaitan dengan Sabuk dan Jalur Sutera, kata pejabat IFC tersebut.
Belt and Road Initiative pertama kali diusulkan China pada tahun 2013. Proyek itu terdiri dari dua bagian, yaitu Silk Road Economic Belt dan 21st Century Maritime Silk Road, yang diharapkan dapat mencakup 60% populasi dunia dan lebih dari sepertiga output ekonomi global.
Usulan itu akan menciptakan 6 koridor ekonomi: Bangladesh-China-India-Myanmar, China-Mongolia-Rusia, China-Asia Tengah-Asia Barat, China-Semenanjung Indocina, China-Pakistan, serta Eurasia Land Bridge.
Pada tahun 2015, Rusia dan China menyetujui sebuah “platform baru” untuk pembangunan ekonomi Eurasian Economic Union dan Silk Road Economic Belt.*