Hidayatullah.com–Simona Pari dan Simona Torretta, yang disandera di Iraq sejak tanggal 7 September terlihat ikut dalam pawai menentang pendudukan di Iraq beberapa saat usai dibebaskan.
Di hari pertama mereka bebas, mereka bukannya berterima kasih kepada perdana menteri, Silvio Berlusconi atas upaya pembebasan mereka, Simona Pari dan Simona Torretta, jutsru mendesak pemerintah Italia agar menarik tentaranya dari Iraq.
Meski telah ditawab oleh milisi Iraq, bekas sandera itu mengatakan mereka tetap ingin melanjutkan pekerjaan mereka di Baghdad. Simona Pari dan Simona Torretta bahkan sempat menyatakan rasa terima kasihnya kepada negara-negara Arab, para pejuang kemerdekaan Iraq, dan serta dunia Muslim yang ikut berusaha membebaskan mereka.
Lebih jauh, dua mantan tawanan itu mengatakan, bahwa persepsi mereka tentang Iraq sebagai sebuah negara yang diduduki, yang berjuang untuk bebas, tidaklah berubah.
“Perang gerilya sah-sah saja, tetapi saya menentang penculikan warga sipil,” kata Simona Torretta, yang mahir berbahasa Arab dan pernah tinggal di Iraq sebelum Saddam Hussein digulingkan, kepada harian Corriere della Sera.
“Kita harus bedakan terorisme dan perlawanan. Saya mengatakan itu sebelum ini dan saya ulangi lagi hari ini,” kata Torretta.
Selian mengecam tindakan pendudukan pasukan koalisi di negeri itu, Nona Torretta melanjutkan lagi bahwa pemerintah perdana menteri Iraq, Iyad Allawi hanyalah “pemerintah boneka di tangan Amerika”. (bbc/cha)