Hidayatullah.com—Kekhawatiran atas gangguan dalam teknologi Kecerdasan Buatan (AI) mengguncang Wall Street pada hari Senin (27/1/2025) menyusul munculnya model populer Tiongkok yang lebih canggih dari ChatGPT.
Tak urung, kemunculan AI canggih buatan Tiongkok membuat Presiden Donald Trump mengatakan “kejutan dan pukulan” bagi Lembah Silikon.
Peluncuran model DeepSeek terbaru minggu lalu awalnya mendapat perhatian terbatas, dibayangi oleh pelantikan Trump pada hari yang sama.
Akhir pekan lalu, chatbot kecerdasan buatan China melonjak menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple, menggantikan ChatGPT milik OpenAI.
Yang benar-benar mengguncang industri adalah klaim DeepSeek bahwa mereka mengembangkan model terbarunya, R1, dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkan perusahaan besar untuk pengembangan AI, terutama untuk chip dan perangkat lunak Nvidia yang mahal.
Perkembangan ini penting mengingat ledakan AI yang dipicu oleh ChatGPT pada akhir tahun 2022 telah mendorong Nvidia menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia.
Berita itu telah mengguncang sektor teknologi Amerika, mengungkap kekhawatiran kritis: Haruskah raksasa teknologi terus menggelontorkan ratusan miliar dolar ke dalam investasi AI ketika perusahaan Cina dapat memproduksi model yang sebanding dengan biaya lebih rendah?
Kemajuan signifikan DeepSeek mengejutkan Washington, karena prioritas Amerika adalah menggagalkan China dengan mempertahankan dominasi teknologi Amerika.
Trump menanggapi dengan cepat pada hari Senin (27/1/2025), dengan mengatakan bahwa peluncuran DeepSeek “akan menjadi pukulan bagi industri kita untuk benar-benar fokus bersaing guna mencapai kesuksesan”.
Ia berpendapat bahwa hal ini bisa menjadi hal yang “positif” bagi raksasa teknologi Amerika, seraya menambahkan: “Daripada menghabiskan miliaran dolar, Anda akan menghabiskan lebih sedikit, dan Anda akan menemukan solusi yang sama.”
Perkembangan ini juga disebabkan oleh dorongan pemerintah Amerika untuk melarang TikTok milik China di Amerika Serikat atau memaksa perusahaan tersebut untuk dijual.
Larangan Deepsekk bagi militer Amerika
Seiring munculnya berita AI buatan China, Angkatan Laut AS telah memerintahkan stafnya untuk tidak mengunduh, memasang, atau menggunakan DeepSeek.
Menurut CNBC, Angkatan Laut AS menginstruksikan bahwa DeepSeek AI tidak boleh digunakan “dalam bentuk apa pun” karena “masalah keamanan dan etika terkait asal-usul dan penggunaannya.”
DeepSeek memperoleh popularitas setelah peluncuran pembaruan baru awal Januari lalu. Asisten AI asal Cina ini sekarang menjadi aplikasi teratas di Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, dan China, melampaui ChatGPT milik OpenAI.*