Hidayatullah.com–Sebelum memeluk Islam, Yuri Hayamoto mengakui hidupnya berantakan. Ia bahkan pernah berkeinginan jadi iblis berwujud Manusia, agar bisa puas membalas teman-temannya.
Yuri, begitu panggilannya yang akhirnya memeluk Islam pada tanggal 04 Juni 2012 ini menceritakan bagaimana pahit-getirnya sebelum menjadi Islam, bahkan ketika ia meyakini Islam sebagai agama.
Yuri mengaku, semenjak kecil dia dikenal sebagai seorang anak yang suka murung dan suka mengalami kesulitan dalam melakukan sebagian hal. Kondisi ini membuatnya menderita dan sakit.
Kenakalannya membuat ibunya suka memukulnya, kadang dengan keras. Perawakannya yang kecil dan berbeda dengan teman-teman sebayanya membuat teman-temannya sering mengganggunya.
Kombinasi antara permasalahan yang dia hadapi di rumah dan sekolah mempunyai pengaruh buruk terhadap pikirannya. Pernah terbesit dalam pikirannya untuk menjadi iblis berwujud manusia.
Tujuannya tak lain untuk membalas dendam perlakuan teman-temannya terhadapnya. Tujuannya adalah bahwa ia ingin menghajar dan membunuh orang-orang yang pernah membuat hidupnya tak nyaman. Dia mulai merencanakan niatnya itu diam-diam, tetapi gagal total.
Tekanan keluarga
Bahkan ketika tangga 04 Juni 2012 ia memutuskan telah memeluk Islam, berbagai tekanan terhadapnya masih terjadi. Termasuk keluarganya sendiri. [baca: Yuri Hayamato: Kebencian dan Kebohongan Media Membuat Saya Menerima Islam]
Keadaan sulit adalah bahwa dia harus menghadapi keluarganya. Ayahnya sangat tidak suka terhadap hidup barunya, dan mencoba membuat Yuri untuk meninggalkan keyakinannya itu, tapi gagal. Ibunya bahkan suka mengolok-olok Islam di depannya dengan menyebut Islam adalah “teroris” dan gila.
Namun Yuri merespon perlakuan orangtuanya itu dengan mengatakan bahwa dia tidak akan lagi memuja nenek moyangnya, dia hanya ingin beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala semata.
Rupanya, akibat keyakinan ini orangtua Yuri menghinanya lagi ketika hari ke 22 bulan Ramadhan. Tetapi dia tidak menggubris mereka, dia hanya pergi ke masjid dan berdo’a.
Meski mendapat tekanan, dia merasa hidupnya lebih baik. Dia mempunyai Allah yang selalu bersamanya. Awalnya dia malas dan menemui kesulitan dalam berdoa. Lalu dia membaca Al-Qur’an dan baru mengetahui bahwa Muslim harus mendirikan sholat 5 kali dalam sehari.
Yuri mencoba untuk tidak pernah meninggalkan sholat. Hidupnya benar-benar penuh tantangan, kadang dia merasa keyakinannya hilang, tapi dia selalu menjaga keyakinan Islamnya.
Karena Al-Qur’an menegaskan bahwa hidup hanyalah sementara. Kehidupan akhirat lah yang lebih penting. Dia menyadari tentang kekurangan dalam dirinya, dan selalu berusaha untuk merubahnya. Menjadi orang baik adalah keharusan bagi Muslim, dan dia selalu berusaha untuk menjadi orang baik.
Berbeda dengan kehidupannya yang dahulu, dia selalu ramah terhadap orang lain agar mereka dan dirinya merasa nyaman atas sikapnya. Karena senyum adalah Sunnah. Dan saat ini Yuri mempunyai banyak teman Muslim di Facebook.
Kadang kebanyakan orang tidak memahaminya, tapi dia mencoba untuk selalu berprasangka baik terhadap mereka. Dia selalu siap untuk memaafkan orang lain dan tidak ingin menyimpan dendam. Banyak orang menjelek-jelekkan Islam, dan dia selalu mencari tahu kenapa mereka melakukan itu. Dia mulai berdebat dengan orang-orang yang suka menjelek-jelekkan Islam, tapi gagal karena pengetahuannya tentang Islam masih minim dan karena menjelang ujiannya tahun ini, dia menunda mempelajari Islam.
Menjadi lebih baik Islam telah mengubah hidup Yuri menjadi baik, Islam mengajarkannya untuk tetap bahagia di dalam dukacita. Ia mensyukuri dan tidak mengeluh tehadap segala sesuatu adalah jalan yang indah, tidak meminum alkohol, menghindari menatap wanita dengan berlebihan, dan merendahkan pandangan didepan mereka.
Dia merasa belum menjadi seorang Muslim yang baik. Tapi dia selalu menjadi untuk menjadi seorang Muslim yang baik. Impiannya ingin menjadi seorang guru agama Islam, dengan mempelajari bahasa Arab dan hukum Islam atau menjadi seorang penerjemah.
Setelah mengambil perkuliahan pada bulan Juli tahun ini, Yuri berencana mempelajari bahasa Rusia. Dia juga meminta teman-teman Muslimnya agar mendoa’akannya. Dia mengaku mencintai mereka karena Allah.
“Aku belum bisa menjadi seorang Muslim yang baik tapi aku selalu ingin menjadi Muslim yang baik insyaAllah. Mimpi saya menjadi guru Islam dengan belajar bahasa Arab, belajar Islam atau menjadi penerjemah. Insya Allah,” ujarnya Yuri dikutip laman thedeenshow.com.
Baginya, Islam adalah tentang bagaimana beribadah kepada Allah dan hidup mulia. Bukan tentang bagaimana cara kita menikmati hidup ini.
“Itulah kenapa bahwa hidup ini hanyalah sementara. Itulah kenapa kita harus menyampaikan Syahadat dengan cara berdakwah. Mengucapkan bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.”
Menurutnya, Islam adalah satu-satunya jalan menuju surga. Islam tidak pernah mengajarkan untuk menindas istri-istri mereka. Sebab itu adalah perbuatan haram.
Penindasan terjadi di mana saja di setiap penjuru dunia ini. Itu terjadi karena tingkah laku buruk suami mereka, bukan karena agama suami mereka. Islam tidak pernah pula mengajarkan untuk melakukan bom bunuh diri ataupun membunuh orang-orang tak berdosa.
Menurutnya, orang-orang jahat ada di mana saja dan di setiap agama. Mengatasnamakan Islam untuk keuntungan pribadi adalah perbuatan dosa.
“Mereka tidak melakukannya karena Allah, tapi karena mereka ingin kekuasaan, dan Allah tahu yang terbaik terhadap segala sesuatu,” ujarnya.
Islam bahkan mengajarkan, memaksa orang lain untuk memeluk Islam adalah perbuatan haram.
Sebagai seorang Muslim, Yuri kini berusaha mengundang teman-temannya untuk memeluk Islam.
“Ketika mempunyai waktu senggang, pelajarilah Islam dengan seksama dan dengan hati yang tulus,” ujarnya.*/Darda Muhammad Firdaus Sofyan