Senin, 17 Oktober 2005
Hidayatullah.com–Kelompok aktivis muslim Malaysia memang memprotes perlakuan Thailand atas penduduk muslim di selatan. Mereka menyerukan boikot terhadap produk Thailand. Hingga sekarang, hampir seribu orang tewas dalam konflik di Thailand Selatan itu.
Sementara itu, pemerintah Malaysia terus mengkritik pemerintah Thailand atas kekerasan di wilayah Thailand Selatan yang berbatasan langsung dengan wilayahnya.
Menlu Malaysia Syed Hamid Albar meminta agar Thailand bersikap dewasa dalam menyikapi seruan boikot yang dilancarkan aktivis Malaysia.
"Kita tidak boleh berpikiran sempit dan membahayakan hubungan ekonomi kedua negara setiap kita mengalami perselisihan di bidang politik. Kita semua harus bersikap dewasa," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah Malaysia tak mendukung boikot tersebut, tapi tidak bisa menghentikannya. "Saya terkejut atas reaksi keras Thailand. Kita tidak bisa membatasi hak orang karena kita menerapkan demokrasi," tegasnya. Meski demikian, dia menegaskan bahwa dua produk yang diboikot tetap bisa masuk ke Malaysia.
Yang paling mengerikan adalah insiden Tak Bai ketika hampir 100 orang Muslim yang sedang berpuasa tahun lalu tewas ketika berdemo menuntut pembebasan warga yang ditahan. Mereka dihajar dan dilemparkan bertumpuk ke truk militer.
Dalam perkembangan lain, pemerintah Thailand meminta meningkatkan penjagaan di perbatasan kedua negara untuk menghindari lebih banyak warga selatan yang melarikan diri ke Malaysia. Hal itu disampaikan Wakil Mendagri Malaysia Noh Omar saat meresmikan tambahan patroli kemarin.
Dia menempatkan tiga kendaraan bersenjata untuk berpatroli di wilayah tersebut dan mencegah warga Thailand masuk ke Malaysia secara ilegal. "Saya yakin, jika Thailand melakukan hal yang sama, hasilnya akan jauh lebih baik," jelasnya seperti yang dikutip harian Bernama kemarin.
Penambahan tersebut dilakukan setelah 131 warga Thailand Selatan masuk ke negara bagian Kelantan, Malaysia, akhir Agustus lalu karena merasa tidak aman di wilayah Thailand. Saat ini mereka ditampung di negara bagian Trengganu dan tengah bersiap-siap bertemu pejabat Thailand.
"Masalah tersebut akan diselesaikan dalam Ramadan ini," ujar wakil PM Malaysia Najib Razak seperti yang dikutip harian the Star. Minggu lalu, Wakil PM Thailand Chidchai Vanasathidya berencana membicarakannya dengan Najib pada 25 Oktober nanti.(ap/afp/jp)