Hidayatullah.com–Pejuang Taliban di Afghanistan menangkap seorang tentara Amerika Serikat. Tentara yang ditangkap itu adalah tentara AS yang hilang tiga hari lalu di Provinsi Paktika.
Dalam pernyatannya, Kamis (2/7) malam, Taliban mengatakan, serdadu tersebut terlibat dalam serangan besar-besaran AS. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai nasib serdadu itu.
Seorang jurubicara militer Amerika mengatakan, semua sumber daya dikerahkan mencari serdadiu tersebut. Tentara tersebut hilang setelah pasukan Amerika Serikat mengumumkan, mereka melancarkan operasi besar-besaran terhadap pejuang Taliban di Provinsi Helmand di daerah selatan.
Militer AS mengatakan, sekitar 4.000 marinir dan 650 pasukan Afghanistan terlibat dalam operasi ini, yang didukung oleh pesawat-pesawat NATO. Brigjen Larry Nicholson mengatakan, operasi ini berbeda dengan kegiatan terdahulu karena personil yang terlibat jauh lebih besar.
Para perwira di lapangan mengatakan, ini adalah serangan marinir terbesar sejak perang Vietnam.
Operasi dimulai ketika unit-unit bergerak ke lembah sungai Helmand pada Kamis dini hari waktu setempat. Sejumlah helikopter dan kendaraan berat membuka jalur darat, sementara berbagai pesawat memberikan perlindungan dari udara.
Sementara itu, militer Pakistan mengatakan, telah mengerahkan tentara tambahan di sepanjang perbatasan dengan Propinsi Helmand untuk mencegah kaum militan masuk ke wilayah Pakistan.
Brigjen Nicholson mengatakan, pasukan AS, Afghanistan, dan NATO, ingin menguasai beberapa kawasan dan akan bekerja untuk menyerahkan tanggungjawab keamanan kawasan-kawasan itu kepada pasukan Afghanistan.
Dalam penjelasan di kamp militer AS Leatherneck pekan lalu, Nicholson mengatakan, “Salah satu hal terpenting adalah mengatakan kepada rakyat, mengapa kami ke sana. Kami menyadari tak banyak peluang yang bisa kami dapatkan utnuk mendapatkan kepercayaan rakyat.”
Hingga Juni 2009 pasukan NATO di Afghanistan berkekuatan 61.130 personil. AS adalah penyumbang pasukan terbesar dengan kekuatan 28.850 tentara.
Tewas
Sementara itu, dua tentara Inggris dikabarkan tewas dalam suatu ledakan di Afghanistan selatan, termasuk perwira komando pertama yang tewas sejak operasi militer 1991, kata Kementerian Pertahanan di London, Kamis.
Letnan Kolonel Ropert Thorneloe, perwira komando Batalion Welsh Guards, dan Trooper Joshua Hammond dari Resimen Kedua Tank Kerajaan Inggris tewas pada saat melakukan konvoi di dekat Lashkar Gah, di Provinsi Helmand, Rabu.
Thorneloe, yang pernah bertugas di Irlandia Utara dan Irak, bergabung pada kelompok tempur di Afghanistan, yang terdiri lebih dari 1.000 petugas dan tentara, demikian dikutip dari AFP.
Pria 39 tahun, ayah dari dua anak ini, menjadi perwira komando pertama yang tewas dalam suatu operasi militer sejak Januari 1991, selama Perang Teluk pertama. Perwira komando terakhir yang tewas dalam menjalankan tugas terjadi pada Mei 1982, semasa Perang Falkland berkobar.
Jenderal Sir Richard Dannatt, panglima militer, memberikan penghormatan kepada Thorneloe yang disebutnya sebagai `seorang perwira komandan terkemuka dan pemimpin terkenal dari generasinya.`
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh Kementerian Pertahanan, istri Thorneloe, Sally, menyatakan bahwa kematiannya sebagai `pukulan berat`, namun menegaskan bahwa `dia menyintai pekerjaannya.`
“Saya tahu bahwa dia memimpin di garis depan, dan tidak melakukan apapun lainnya. Dia sangat perhatian terhadap anak buahnya dan banyak yang dia lakukan untuk itu,” katanya.
Kedua prajurit tewas dalam Operasi Cakar Macan Tutul, yaitu serangan udara besar terhadap daerah pertahanan Taliban, yang dilancarkan pada akhir Juni.
Kematian mereka menjadikan jumlah petugas Inggris yang tewas di Afghanistan sejak serangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pada 2001 mencapai 171 orang.[bbc/ant/afp/hidayatullah.com]