Hidayatullah.com– Umat Islam harus bersatu dengan berpegang teguh Al Qur’an dan Hadits untuk kemaslahatan. Di sisi lain, kaum Muslimin Indonesia jangan pula terjebak aksi anarkis. Demikian kesimpulan dari silaturrahim DPW Hizbut Tahrir (HTI) yang bertandang ke pesantren Hidayatullah di Kampus Balong Jogjakarta yang diterima mudir pesantren Ust Syakir kemarin.
“Masalah perbedaan pandangan di kalangan umat Islam selama bukan perbedaan akidah sebaiknya juga harus bisa disatukan,” tegas ustad. Syakir. Sebab dengan persatuan umat yang utuh akan memperkuat dan memperkokoh kemulian Islam dan umat Islam, tambahnya.
Janganlah pula kaum Muslimin mudah dibenturkan dengan perbedaan pandangan yang dimulai dari akar ghazwul fikr, jelas pimpinan HTI Jogja. “Sekali umat Islam termakan ghazwul fikr, maka liberalisme pemikian itu akan meracuni hubungan silaturrahim,” tambahnya.
Sebagai contoh munculnya ghazwul fikir di Indonesia adalah dengan memunculkan banyak perbedaan akidah yang akhirnya membuat umat Islam reaksionis dan menguras energi kekuatan umat. Sehingga hal-hal yang mebuat untuk kemajuan dan peradaban Islam berkembang menjadi lemah dan tak berdaya.
Oleh karena itu kata Ust. Syakir, umat Islam harus kembali mengaca diri dan memperkuat akidah dan pendidikan serta sejarah agar bisa kembali bangkit membangun kekuatan. Silaturrahim dengan segala potensi yang dimiliki umat Islam akan mempercepat bangkitnya kekuatan Islam di masa yang akan datang.*