Hidayatullah.com–Ratusan mahasiswa menggelar aksi protes di wilayah timur Sudan pada hari Ahad, guna memprotes kemiskinan dan kenaikan harga-harga bahan makanan. Demikian dikatakan para saksi kepada Reuters, sebagaimana dikutip Al Arabiya Senin (31/10/2011).
Aksi unjuk rasa jarang terjadi di negara Afrika itu, namun sepertinya rakyat mulai marah akibat krisis ekonomi yang melambungkan harga bahan makanan. Beberapa demonstrasi kecil anti pemerintah terjadi di ibukota Khartoum dalam beberapa pekan terakhir.
Para mahasiswa tersebut melakukan unjuk rasa di kota Kassala.
“Mereka meneriakkan ‘rakyat lapar’ dan ‘rakyat ingin menggullingkan pemerintah’,” kata seorang saksi yang enggan disebutkan identitasnya.
Tidak ada tanggapan dari pemerintah saat dimintai komentar.
Kassala terletak di daerah miskin dekat perbatasan dengan Eritrea, di mana benih kemarahan sudah muncul sejak lama.
Aktivis dari kelompok oposisi mengatakan, unjuk rasa di Kassala sudah dimulai sejak dua pekan lalu, saat mahasiswa menuntut pendidikan yang lebih baik. Kemarahan mereka semakin menjadi dengan tingginya angka inflasi dan minimnya pembangunan ekonomi.
Pekan lalu, Presiden Sudan Umar Hassan Al Bashir mengunjungi Kassala untuk meresmikan proyek pemerintah di daerah itu.
Sudan menghadapi krisis ekonomi sejak musuh mereka dalam perang sipil, Sudan Selatan, mengambil sebagian besar produksi minyak saat menjadi negara merdeka pada bulan Juli kemarin.
Kurangnya pendapatan dari sektor minyak, yang menjadi pemasukan utama negara, memicu inflasi di Sudan yang banyak mengimpor bahan makanan dari luar. Pemerintah berusaha melakukan diversifikasi ekonomi, tetapi menurut para pengamat hasilnya sangat kecil akibat adanya embargo perdagangan oleh Amerika Serikat, korupsi dan kurangnya perencanaan.*