FILM dan serial televisi semacam “James Bond” dan “Mad Men”, dengan para pemain utamanya menikmati minuman beralkohol, menurut penelitian terbaru di Inggris, telah mempengaruhi para remaja terlibat dengan minuman tersebut.
Para peneliti di University of Bristol telah memfokuskan pengamatannya terhadap perilaku para remaja untuk mempelajari dampak berat film terhadap mereka.
Hasil penelitian yang dipublikasikan pada 13 April dalam jurnal Pediatrics, kemudian disiarkan Free Malaysia Today, Kamis (16/4/2015), para peneliti meneliti data tahun 1990-an yang bersumber dari 5163 anak usia 15 tahun. Semua anak itu berasal dari Bristol.
Para peneliti mewawancarai para remaja tentang kebiasaan minum mereka, setelah meminta mereka menyebutkan berapa banyak film yang ditonton dari daftar 50 film yang disodorkan, mulai dari “Bridget Jones ‘Diary” sampai “The Aviator”.
Setelah mengukur total waktu di layar khusus untuk adegan minum dalam setiap film, para peneliti menghitung eksposur para remaja dari adegan minum di sinematik. Untuk tujuan penelitian, mereka juga memperhitungkan beberapa faktor lain, seperti kebiasaan minum orang tua, gender, dan kelas sosial.
Kesimpulan peneliti, remaja yang menonton paling banyak adegan minum memberikan 20% kemungkinan tergoda oleh alkohol, dan 70% lebih mungkin ikut serta dalam pesta minuman keras.
Selanjutnya, para peneliti mencatat, para remaja yang minum lebih dari sekali dalam seminggu adalah dua kali lipat. Hal itu mereka lakukan saat menghadapi masalah, terkait dengan sekolah dan tugas-tugas, bahkan pun saat berhubungan dengan polisi.
Para peneliti juga mencatat, antara tahun 1989 dampai 2008, 72% dari film kategori box office di Inggris banyak menampilkan adegan minum. Hanya 6% diklasifikasikan sebagai film untuk orang dewasa. Studi ini kemudian menyimpulkan, konten alkohol sudah seharusnya masuk dalam peringkat yang harus diwaspadai, sebagaimana kewaspadaan pada konten-konten kekerasan dan seksual pada saat ini.
Menurut para peneliti, remaja mengidentifikasi adegan minum yang mereka lihat sebagai bentuk menyenangkan dan nyaman. Karena film tentu tidak menampilkan adegan muntah, terkapar, atau sakit, akibat minuman alkohol. Karena itu adegan kontes menenggak minuman dan menyeruput anggur, perlu dipertimbangkan serius.
Penggambaran alkohol di televisi dan film juga mencerminkan adanya masalah sosial dalam penelitian-penelitian lainnya. Pada bulan Februari 2012, British Medical Journal telah meneliti bagaimana film telah memfasilitasi masuknya budaya boozing (mengkonsumsi minuman keras), khususnya di kalangan remaja yang sensitif dan rentan karena “efek kelompok.”*