Hidayatullah.com- Sejak saat terjadi perbedaan antara Nahdhatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah terkait penetapan awal Ramadhan maupun Syawal, terlihat keduanya sama-sama belum bisa legowo (ikhlas, red) dalam menyikapi hal tersebut.
Demikian pernyataan yang disampaikan Ketua Lajnah Falakiyah PBNU, Dr. H. Abd. Salam Nawawi, M.Ag saat menjadi pembicara dalam acara diskusi yang diselenggarakan Majelis Mudzakarah Masjid Agung Al Azhar di Aula Buya Hamka Lantai 1 Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, Selasa (05/05/2015).
“Warga NU sendiri sebetulnya belum bisa legowo,” aku Abd. Salam kepada para peserta majelis mudzakarah.
Bahkan, Abd. Salam mengakui jika hasil putusan dari NU terkadang tidak selaras dengan apa yang ditetapkan dalam Batsaul Masail. Begitu pun juga sebaliknya yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam majelis tarjih dan tajdid Muhammadiyah.
“Jadi Muhammadiyah itu punya konco (teman, red),” cetus Abd. Salam.
Dari situ, Abd. Salam sangat berharap jika ormas-ormas besar Islam seperti NU dan Muhammadiyah kedepan bisa saling bersikap legowo dalam urusan penetapan awal Ramadhan maupun Syawal.
“Paling tidak kedepan ormas-ormas besar Islam seperti Muhammadiyah dan NU bisa selaras dengan kebijakan ulil amri (pemerintah.red),” kata Abd. Salam yang disambut tepuk tangan para peserta majelis mudzakarah.
Sebagaimana pantauan awak hidayatullah.com di lokasi, dalam acara majelis mudzakarah itu menghadirkan tiga pemateri sekaligus seperti Prof. Dr. Ir. Muji Raharto (Pakar Astronomi ITB atau Boscha), Prof. Dr. Susiknan Azhari, M.A (Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dan termasuk juga Dr. H. Abd. Salam Nawawi M.Ag (Ketua Lajnah Falakiyah PBNU).*