BERBICARA tentang Palestina, Bangsa Indonesia memiliki dua pillihan, apakah akan pasif atau aktif –do nothing or do something. Indonesia chooses to do something– Indonesia tidak akan mundur dalam membantu perjuangan kemerdekaan Palestina. Paling tidak ada sekitar 7 alasan mengapa Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdepan memperjuangkan misi pembebasan Al-Quds atau Baitul Maqdis.
Ini sekaligus menjadi alasan mengapa penting bagi generasi milenial Indonesia untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mengawal misi ini.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan Palestina adalah negeri para Nabi dan Rasul yang menjadi kiblat pertama ummat Islam. Allah Shubhanahu wa Ta’ala berfirman;
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang diberkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan tanda-tanda kekuasaan Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.“ (QS. Al-Israa’: 1).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda, “Janganlah kalian menempuh perjalan jauh kecuali menuju ke tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Makkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka jelaslah bahwa misi pembebasan al-Quds adalah misi suci seluruh ummat Islam di manapun berada.
Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan amanat konstitusi sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Maka misi pembebasan al-Quds adalah misi nasionalisme bangsa Indonesia yang konstitusional.
Misi pembebasan al-Quds adalah misi kemanusiaan. Korban yang berjatuhan akibat penjajahan Yahudi di bumi al-Quds sudah tidak terhitung jumlahnya. Sejarah telah mencatat sejak Inggris memberikan dukungannya untuk pendirian negara Israel di tanah Palestina, Yahudi melakukan berbagai macam pengusiran, penyiksaan dan pembantaian terhdap rakyat Palestina tanpa memandang wanita maupun anak-anak.
Misi pembebasan al-Quds adalah misi perdamaian. Palestina menjadi kunci utama perdamaian dan stabilitas internasional. Indonesia menolak keras pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Yerusalem (Baitul Maqdis) adalah Ibu Kota Israel dan akan memindahkan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke tempat itu. Dengan ini Amerika telah kehilangan kepercayaan dunia dan memperjelas sumber terorisme internasional.
Misi pembebasan al-Quds adalah misi politik dalam negeri dan luar negeri. Masyarakat Indonesia memiliki solidaritas yang sangat tinggi terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Setiap calon presiden yang akan maju selalu menunjukkan komitmen dukungannya untuk kemerdekaan Palestina. Kasus ini juga menarik perhatian masyarakat internasional, Indonesia sebagai anggota aktif berbagai organisasi Internasional seperti OKI penting bagi Indonesia untuk menunjukkan keseriusan bahkan menjadi yang terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Indonesia menjadi salah satu negara yang terdepan memperjuangkan kemerdekaan Palestina karena persoalan sejarah diplomasi pengakuan kemerdekaan Indonesia pertama kali dimulai dari Mesir dan Palestina.
Di masa awal kemerdekaan, tim delegasi Indonesia yang dikirim ke negara-negara Timur Tengah mendapat sambutan dan dukungan dari Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini seorang mufti Palestina yang kemudian membantu Indonesia dalam melobi negara-negara Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
Spirit menjadi pasukan perdamaian dunia untuk Timur Tengah, menjadi diplomat untuk negara-negara Arab, bahkan siap menjadi relawan (baik pikiran, materi dan tenaga) merupakan spirit generasi milenial Indonesia yang sulit untuk dibendung oleh negara, maka perlu untuk dibuatkan salurannya secara benar. Tanpa melanggar hukum yang berlaku secara nasional maupun internasional.
Generasi Milenials Indonesia; Pembebas Al-Quds?
Umar bin Khattab Radiallahu ‘Anhu datang membebaskan al-Quds dengan penuh kesederhanaan. Umar sebagai salah seorang pemimpin dunia saat itu mendahulukan jalan damai, beliau menempuh jalur negosiasi dengan bertemu langsung Uskup Agung Gereja Yerusalem yaitu Sophronius.
Salah satu cara penyelesaian sengketa yang hari ini juga telah tertuang dalam pasal 33 ayat (1) piagam PBB. Beliau berangkat ke Baitul Maqdis hanya ditemani oleh seorang pemuda dan kendaraan yang ditungganginya bergantian. Di gerbang Kota Al-Quds, Khalifah Umar bin Khattab menunjukkan keadilannya sebagai seorang pemimpin dunia. Tiba giliran Umar yang berjalan kaki dan menuntun hewan tunggangan pemuda yang menjadi asistennya dengan mengenakan pakaian dari bahan kasar yang sangat sederhana. Lusuh dan berdebu karena telah menempuh perjalanan yang amat jauh. Setelah menyelesaikan misi diplomasinya, Sophronius pun menyerahkan kunci kota suci Yerusalem tanpa penyesalan.
Sebelum meninggalkan Al-Quds, Umar terlebih dahulu memberi petunjuk dan menyusun administrasi pemerintahan dan yang lainnya.
Jika generasi millennials Indonesia terus mengkaji dan meneladani generasi terbaik Islam seperti Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin Jarrah, Khalid bin Walid, Muadz bin Jabal, ‘Amru bin ‘Ash, Abdurrahman bin ‘Auf, Asma binti Yazid dan yang lainnya Radiallahu ‘Anhum hingga Shalahuddin al Ayyubi bersama para pasukannya, maka yakinlah pada suatu hari akan lahir pasukan pembebas Al-Quds dari negeri Indonesia. Tidak tertipu dengan super hero khayalan yang dibuat oleh barat dan ditonton oleh banyak anak millennials zaman now.
Jika anak mellenials Indonesia mampu menggapai puncak pencapainnya dalam hal apapun yang diridhoi Allah dan tetap mampu mempertahankan keimanan dan kesederhanaannya maka menjadi generasi pembebas Al-Quds bukanlah hal yang mustahil. Mari sama-sama banyak belajar dari Abu Ubaidah bin Jarrah yang tidak mementingkan popularitas, jabatan ataupun posisi istimewa pemerintahan, beliau mengajarkan bagaimana cara memperjuangkan agama Allah dengan penuh keikhlasan, kesungguhan, kesederhanaan tanpa kesombongan ataupun pamrih. Mari belajar dari ketaatan, semangat menuntut ilmu, semangat berjuang dan keberanian Asma binti Yazid Radiallahu ‘Anha.
Bagaimana Mengawal Misi Pembebasan Al-Quds?
Setelah menancapkan cita-cita yang tinggi dan menggantungkan pengharapan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, selanjutnya adalah berusaha dan berdo’a. Kita mulai berjuang dari membebaskan diri sendiri, keluarga, lingkungan terdekat dan negeri kita dari kesyirikan, kejahilan, belenggu syahwat dan syubhat. Berusaha membebaskan diri dari keinginan pada kekuasaan dunia.
Terus berusaha untuk belajar ikhlas. Terus berusaha untuk menjaga ukhuwah, berjuang bersama menegakkan kebenaran atas perintah Allah. Terus berusaha untuk berdakwah siang dan malam. Berusaha menghidupkan malam-malam dengan munajat kepada Rabb Yang Maha Kuasa. Berjuang untuk menegakkan hukum yang berkeadilan.
Pada Perang Yarmuk, Abu Ubaidah berkeliling di tengah-tengah pasukan kaum muslimin dan menyampaikan pesan “Tolonglah Allah, maka Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki-kaki kalian. Janji Allah pasti benar, duhai ummat Islam bersabarlah karena kesabaran itu menyelamatkan.”
Khalifah Umar bin Khattab berpidato di depan para sahabat ketika berada di Jabiyah; “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdiri di antara kami seperti halnya aku berdiri sekarang di tengah kalian. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; ‘Aku mewasiatkan kepada kalian untuk memuliakan para sahabatku, kemudian generasi setelah mereka dan kemudian generasi setelah mereka.’ barangsiapa yang menginginkan jalan ke Surga, hendaklah berjama’ah kerana syaitan akan selalu bersama seseorang yang menyendiri, dan akan lebih jauh dari dua orang, dan janganlah salah seorang dari kalian berduaan dengan seorang wanita kerana syaitan pasti menjadi yang ketiganya….”.
Semoga akan lahir pembebas Al-Quds dari Indonesia.*/Andi Subhan Husain, mahasiswa hukum dan ilmu politik king saud university