Oleh: Thohirin
Hidayatullah.com | PANDEMI yang sedang mendera seluruh penduduk bumi saat ini begitu besar efeknya bagi banyak kalangan. Tak terkecuali bagi penduduk negeri Mesir.
Dari petugas medis yang mulai kewalahan menangani banyaknya korban yang terus bertambah. Para pedagang yang tidak bisa maksimal menjajakan dagangannya karena diberlakukannya jam malam, hingga para pelajar yang harus rela meninggalkan bangku kuliah untuk sementara waktu karena keputusan Pemerintah Mesir untuk meliburkan semua sekolah.
Tentu kondisi ini sangat tidak diinginkan oleh kita semua. Begitupun kami sebagai mahasiswa di Mesir. Keputusan Pemerintah ini membuat banyak kegiatan yang sehari-hari berjalan mendadak terhenti semua. Mulai dari kuliah, talaqqi, markaz tahfidz, semua memutuskan untuk menutup seluruh kegiatannya demi meminimalisir kemungkinan buruk di kemudian hari.
Tidak cukup sampai di situ. Kenyataan yang harus dihadapi kemudian adalah, dibatasinya pergerakan seluruh penduduk di luar rumah. Bahkan untuk memaksimalkan usaha pemerintah dalam meredam penyebaran virus ini, jam malam akhirnya juga harus diberlakukan. Mulai pukul tujuh malam hingga enam pagi, tidak ada satupun penduduk yang boleh keluar rumah. Jika ada yang melanggar, maka akan langsung dikenakan denda 4000 Pound atau setara empat juta rupiah.
Tak pelak, para mahasiswa akhirnya memilih untuk menepi di rumah masing-masing. Kondisi lebih mencekam dirasakan oleh sebagian mahasiswa yang tinggal di asrama, mereka harus mengikuti kebijakan pengurus asrama. Lockdown. Genap sudah ujian mereka.
Tapi bukan pelajar namanya kalau menyerah dengan keadaan lalu malah asik rebahan. Kurang lebih begitu yang saya jumpai, ketika saya berkunkung ke salah satu rumah mahasiswa. Untuk mengisi hari-hari sulit ini, mereka memanfaatkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an. Sebagian lagi asik menyimak pemaparan dosennya melalui daring.
Tak jauh berbeda dengan rumah mahasiswa yang saya kunjungi. Ada pula kawan mahasiswa yang mengabarkan kepada saya kalau di rumahnya juga sedang diadakan kegiatan intensif menghafal Al-Qur’an, disamping kesibukan mereka menghafal berbagai mutun dan belajar ilmu-ilmu agama.
Belum lama ini saya juga mendapat notifikasi obrolan di HP. Obrolan dari salah seorang kawan mahasiswa berisi ajakan untuk mendiskusikan beberapa tugas rumah yang diberikan oleh dosennya di kampus.
Sejak beberapa hari sebelumnya, pihak kampusnya telah memutuskan untuk menghentikan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Sebagai gantinya, mereka diwajibkan untuk mengikuti kuliah online dari rumah mereka masing-masing.
Bagi sebagian kalangan, libur adalah waktu yang pas untuk bersantai-santai. Bisa dihabiskan untuk menikmati tontonan kesukaan, bermain game, ataupun kegiatan lainnya yang mereka anggap bisa menghilangkan kepenatan.
Namun, perlu kita camkan juga, bahwa belajar adalah tugas pokok para penuntut ilmu. Tak hanya ketika berada di kelas dan pada waktu-waktu formal saja. Namun juga bisa dilakukan di luar kelas, dan juga pada waktu-waktu non formal.
Belajar di luar kelas dan pada jam non formal ini agaknya menjadi pilihan kita saat ini. Agar tak sia-sia waktu yang tersedia, meski berada di tengah kondisi yang tak mengenakkan. Sembari terus berdo’a agar ujian ini segera usai.*
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo