Hidayatullah.com– Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hari Jumat (24/3/2023), setuju untuk menutup lubang dalam kesepakatan keimigrasian yang dimanfaatkan ribuan migran pencari suaka untuk memasuki wilayah AS di negara bagian New York dan wilayah Kanada di Provinsi Quebec.
Beribu-ribu migran sejak awal 2017 berjalan kaki memasuki wilayah Kanada di Roxham Road di dekat Champlain, New York, di mana Royal Canadian Mounted Police menempatkan personelnya di sebuah pusat resepsi untuk memproses para migran, kurang dari 8 kilometer dari pintu perlintasan perbatasan resmi.
Polisi Kanada senantiasa memperingatkan para migran yang melintasi Roxham Road – jalan dua arah yang berbatasan dengan hutan dan lahan pertanian – bahwa mereka akan ditangkap jika menyeberangi perbatasan. Namun, begitu mereka berada di tanah Kanada, mereka diperbolehkan tinggal dan mengajukan suaka yang prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Kebijakan baru tersebut mengatakan bahwa pencari suaka tanpa kewarganegaraan AS atau Kanada yang tertangkap dalam waktu 14 hari setelah melintasi perbatasan sepanjang 3.145 mil (5.061 kilometer) akan dikirim kembali. Itu termasuk orang-orang yang berjalan kaki di Roxham Road.
Kesepakatan tersebut mulai diberlakukan Sabtu pukul 12:01 dini hari. Pemberlakuan segera sengaja diterapkan agar tidak terjadi lonjakan jumlah migran yang berusaha melintasi perbatasan, menurut seorang pejabat Kanada yang tidak bersedia disebutkan identitasnya, lapor Associated Press Jumat (24/3/2023).
Sejumlah migran terakhir berhasil menyebrang perbatasan sebelum kesepakatan Biden-Trudeau itu diumumkan, termasuk di antaranya delapan orang dari dua keluarga, satu asal Haiti dan satunya asal Afghanistan. Mereka tiba di ujung wilayah AS di Roxham Road tepat setelah fajar pada hari Jumat.
Gerson Solay, 28, membawa putrinya Bianca sampai ke perbatasan. Dia mengaku tidak memiliki dokumen lengkap untuk dapat tinggal di Amerika Serikat. “Itu kenapa Kanada menjadi pilihan terakhir saya,” ujarnya sebelum dia dibawa ke tempat penahanan untuk diproses.
Tidak jelas bagaimana Roxham Road menjadi rute favorit para migran. Mungkin disebabkan jaraknya yang bisa dijangkau dengan menumpang taksi dari jalan Interstate 87 yang mengarah ke perbatasan Kanada. Bagi migran yang ingin menuju ke selatan (AS), jalan itu relatif tidak jauh dari New York City.
Para migran tersebut memanfaatkan kejanggalan yang ada dalam kesepakatan tahun 2002 antara AS dan Kanada. Menurut ketentuan tersebut, pencari suaka harus mengajukan aplikasi di negara di mana mereka pertama kali tiba. Migran yang pergi ke tempat perlintasan perbatasan resmi Kanada akan dikembalikan ke AS dan diminta mengajukan suaka di sana. Namun, mereka yang sudah berhasil memasuki wilayah Kanada di luar dari pintu masuk resmi – seperti sebuah pusat keimigrasian di dekat Roxham Road – mereka akan diperbolehkan tinggal di Kanada dan meminta suaka.
Kesepakatan itu muncul saat US Border Patrol menanggapi peningkatan tajam penyeberangan ilegal menuju selatan di sepanjang perbatasan Kanada yang terbuka lebar. Hampir semuanya terjadi di bagian utara New York dan Vermont di sepanjang perbatasan dekat dua kota terbesar Kanada, Toronto dan Montreal.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Kanada juga setuju untuk memperbolehkan 15.000 migran dari Western Hemisphere untuk meminta suaka atas dasar kemanusiaan sepanjang tahun ini.*