Hidayatullah.com—Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan Türkiye siap merawat pasien yang terkena dampak pembantaian Zonis ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Gaza maupun mereka yang membutuhkan perawatan tetapi berjuang untuk meninggalkan kota Palestina yang terkepung tersebut.
“Komunitas internasional harus memilih antara membiarkan mereka mati demi mendapatkan bayaran atau menyelamatkan nyawa mereka,” tulis Koca dalam unggahan di media sosialnya hari Kamis, (2/11/2023).
Di tengah serangan penjajah ‘Israel’, rumah sakit di Gaza mengalami krisis yang luar biasa, dengan Menteri Kesehatan Palestina mengungkapkan tingkat hunian yang luar biasa melebihi 150%. Situasinya sangat buruk, dengan Kompleks Medis Al-Shifa, yang awalnya dirancang untuk 700 pasien, kini harus menghadapi gelombang masuk yang mengejutkan sebanyak 5.000 pasien.
Koca menyebutkan penutupan Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di kota tersebut terdampak perusakan penjajah dan kekurangan bahan bakar, “terlepas dari semua peringatan dan seruan kami kepada lembaga dan negara internasional terkait.”
Bulan lalu, menteri Turki mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengambil tindakan untuk memperluas bantuan medis kepada warga sipil Palestina.
Sebelumnya, WHO memperingatkan tentang risiko keamanan dalam menyalurkan bantuan ke rumah sakit di wilayah kantong tersebut. Pemerintah Turki mendanai pembangunan rumah sakit tersebut pada periode 2011-2017, menjadikannya rumah sakit terbesar di Palestina dengan luas 34.800 meter persegi (375.000 kaki persegi) dengan enam lantai dan berkapasitas 180 tempat tidur.
“Sebagai Turki, kami siap memberikan semua layanan dukungan untuk melanjutkan pengobatan pasien kanker yang keluar dari rumah sakit karena kurangnya kesempatan, dan untuk memindahkan pasien perawatan intensif anak-anak dan orang dewasa di Gaza, yang berada di Gaza dalam perawatan dan dievaluasi sesuai untuk pengobatan, sesegera mungkin dengan memastikan koordinasi yang diperlukan,” kata Koca, Kamis.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kami mengharapkan komunitas internasional dan lembaga terkait untuk menanggapi seruan kami sesegera mungkin. Sayangnya, komunitas internasional belum melakukan upaya yang memadai untuk mencegah serangan-serangan ini,” katanya.
“Sekarang menyelamatkan nyawa adalah tugas wajib. Satu-satunya pilihan selain menyelamatkan nyawa pasien adalah membiarkan pasien tersebut mati dengan sengaja. Adakah yang mengatakan bahwa “Saya bisa bertanggung jawab atas hal ini?,” tambahnya.*