Hidayatullah.com– Konsumsi tidak terkontrol makanan terbuat dari bahan utama pulut (beras ketan) merupakan salah satu faktor penyebab peningkatan kasus diabetes di negara bagian Perlis, Malaysia.
Saat ini Perlis berada di posisi kedua setelah Negri Sembilan dalam jumlah pasien diabetes terbanyak di Malaysia, khususnya di kalangan manula, yang sehari-hari terbiasa mengkonsumsi makanan berbahan pulut.
Di negeri kecil nan subur penghasil mangga jenis harumanis itu, penduduknya senang menyantap pulut panggang, pulut ikan asin, pulut ayam dan sudah tentu pulut harumanis.
Direktur Kesehatan Negara Bagian Perlis Dr Ismuni Bohari mengatakan bahwa berdasarkan data National Health and Morbidity Survey (NHMS) 2019 tentang penyakit tidak menular di kalangan orang dewasa berusia 18 tahun ke atas di Perlis, diabetes menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan hipertensi dan kolesterol.
“Untuk kasus diabetes, ada tren peningkatan yang nyata yaitu dua kali lipat, dari 16,9 persen pada NHMS 2015 menjadi 32,7 persen pada NHMS 2019,” papar Dr Ismuni seperti dikutip New Straits Times Selasa (28/11/2023).
“Peningkatan ini mencakup sekitar 52.184 warga di negara bagian ini yang terdiagnosis diabetes, menjadikan Perlis negara bagian kedua setelah Negri Sembilan dengan jumlah pasien diabetes terbanyak,” imbuhnya.
Hal itu dikemukakan Dr Ismuni kepada para reporter usai menghadiri Health Media Appreciation Ceremony and Strategic Partners of Malaysia Sihat National Agenda (AMNS) di Senior Police Officer’s Mess di Jalan Raja Muda di kota Kangar pada hari Senin.
Dia mengatakan bahwa berbagai faktor berkontribusi terhadap peningkatan diabetes di negara bagian tersebut, antara lain penuaan dan riwayat penyakit kronis dalam keluarga seperti diabetes atau hipertensi di kalangan orangtua atau saudara kandung.
“Di Perlis, populasi orang dewasa berusia 40 tahun ke atas cukup besar, sehingga penuaan tetap menjadi faktor signifikan dalam peningkatan persentase kasus. Selain itu, kelebihan berat badan atau obesitas, gizi yang tidak seimbang, dan gaya hidup yang tidak aktif juga tampak sebagai faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan ini.”
“Apalagi pola makan orang Perlis banyak makanan berkarbohidrat tinggi, terutama yang berbahan dasar pulut seperti pulut panggang dan berbagai masakan berbahan dasar pulut lainnya.”
“Dulu pulut sering dikonsumsi pada pagi hari, dan setelah makan pulut masyarakat petani ini akan membajak sawah. Namun, sekarang semua pekerjaan itu dimudahkan dengan penggunaan mesin padi, sedangkan pola makannya tetap bertahan sehingga menyebabkan pola hidup tidak sehat dan akhirnya menyebabkan diabetes,” paparnya.
Dr Ismuni mengatakan bahwa oleh karena itu, Perlis State Health Department (JKN) sudah memberikan saran dalam Perlis State Diabetes Strategic Plan tentang langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenaikan kasus penyakit ini.
Rencana strategis tersebut saat ini sudah berada di tahap akhir untuk persiapan pelaksanaannya, yang diharapkan akan dimulai pada tahun depan.
“Setidaknya kami bertujuan menjadikan Perlis sebagai negeri dengan persentase penyakit diabetes yang terkendali,” kata Dr Ismuni, tidak ingin muluk-muluk.
Dalam perhelatan Rural Entrepreneurs Carnival KUD@Putrajaya 2023 Sabtu lalu, PM Anwar Ibrahim mengarahkan semua kementerian dan badan pemerintah untuk melakukan kampanye pengurangan konsumsi gula. Pasalnya, saat ini Malaysia merupakan negara di Asia dengan jumlah penderita diabetes tertinggi.*