Hidayatullah.com— Perdana Menteri ‘Israel’, Benjamin Netanyahu, hari Senin menghidupkan rencana penutupan stasiun televisi satelit Qatar, Al Jazeera, di ‘Israel’.
Seorang juru bicara partai Netanyahu mengatakan bahwa Parlemen ‘Israel’ akan bersidang untuk meratifikasi undang-undang yang diperlukan untuk penerapan tindakan tersebut.
“Setelah itu, Netanyahu akan segera mengambil tindakan untuk menutup Al Jazeera sesuai dengan prosedur yang digariskan dalam undang-undang,” menurut pernyataan Partai Likud.
Sebelum ini penjajah ‘Israel’ menuduh stasiun yang paling kritis meliput agresi ‘Israel’ di wilatah Palestina tersebut mengobarkan penolakan di kalangan pemirsa Arab.
Sejauh ini, belum ada komentar dari kantor pusat stasiun tersebut di ‘Israel’ atau Pemerintah Qatar di Doha mengenai masalah tersebut.
Al Jazeera sebelumnya menuduh ‘Israel’ secara sistematis menargetkan kantor dan stafnya. Para pejabat ‘Israel’ disebut-sebut sudah lama merasa tidak puas dengan pemberitaan Al Jazeera, yang berpihak pada bangsa Palestina.
Pada tanggal 15 Oktober, Menteri Komunikasi ‘Israel’ menuduh stasiun tersebut menghasut pro-Hamas dan membuat tentara ‘Israel’ melakukan penyergapan.
Namun Al Jazeera dan Pemerintah Doha tidak menanggapi tuduhan yang dilontarkan ‘Israel’.*