Hidayatullah.com – Kementerian Kesehatan di Gaza, Rabu (24/7/2024), mengatakan bahwa serdadu penjajah ‘Israel’ melakukan tiga serangan pembantaian di berbagai daerah di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.
Rentetan serangan itu mengakibatkan sedikitnya 55 warga sipil gugur dan melukai lebih dari 110 orang lainnya.
Diyakini sejumlah besar korban masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang dibom atau tergeletak di jalan.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa serdadu penjajah membunuh dan melukai sejumlah besar warga sipil di berbagai daerah di Gaza selama 24 jam terakhir. Setidaknya 165 dari mereka, termasuk 55 warga yang syahid, diangkut ke rumah sakit.
Kementerian Kesehatan menambahkan bahwa jumlah korban gugur akibat serangan bom dan penembakan penjajah yang terus berlanjut, yang dimulai pada tanggal 7 Oktober, meningkat menjadi 39.145 syuhada dan jumlah korban luka-luka melonjak menjadi 90.257 orang.
Jalur Gaza digempur agresi brutal sejak 7 Oktober 2023. Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian besar-besaran; bahan makanan pokok, bahan bakar, air, dan obat-obatan telah habis bagi 2,3 juta penduduk Gaza akibat ketatnya blokade penjajah dan penghancuran infrastruktur.
Tak Hanya Gaza
Penjajah ‘Israel’ membunuh tiga warga di Tepi Barat yang diduduki, lapor kantor berita Wafa, Rabu (24/7/2024).
Yang pertama, pasukan zionis membunuh seorang petugas bea cukai di Kota Tubas, timur laut Nablus.
Berikutnya, seorang pria ditembak dan seorang lainnya ditabrak ketika sekira 100 tentara penjajah ‘Israel’ menyerbu kamp pengungsi Qalandiya dan menghancurkan sebuah rumah warga.
Sebelumnya, Rabu pagi, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun meninggal akibat luka-lukanya; setelah dia ditembak pada 11 Juli 2024 oleh serdadu ‘Israel’ di Tulkarem.
Sejak dimulainya agresi genosida di Gaza, penangkapan massal, penyerangan, dan pembunuhan hampir setiap hari dilakukan serdadu negara palsu zionis di Tepi Barat yang diduduki.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB memperkirakan, ‘Israel’ telah membunuh sedikitnya 513 warga Baitul Maqdis di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober.*/Sahabat Al-Aqsha