Hidayatullah.com—Perasaan haru dirasakan Tan Mei Paik saat melafalkan dua kalimat syahadat dipimpin oleh Che Siti Nuraisyah Che Suhaimi disaksikan oleh Zolkifly Md. Biasa di Masjid Permatang Janggus, Permatang Pauh, Penang.
“Semua itu ketika aku masih muda, saat aku menjadi penyanyi di sebuah restoran dengan tepuk tangan dari penonton,” kata Tan Mei mengenang.
Namun seiring bertambahnya usia, semua itu sirna, seakan-akan hidupnya sendiri, tutur Tan Mei Paik mengawali perbincangan.
Di usianya yang kini menginjak 51 tahun, wanita ini mengambil keputusan besar dalam hidupnya untuk berhijrah secara sukarela dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Keinginan tersebut muncul setelah melihat teman-teman mualafnya menjalani kehidupan yang lebih tenteram dan damai setelah memeluk Islam.
“Akhir-akhir ini aku bertanya-tanya sampai kapan hidupku akan terus seperti ini. Sekarang, aku tidak punya siapa-siapa lagi. Ibu dan Ayah sudah lama meninggal,: ujarnya dikutip Utusan Melayu.
“Setelah bertemu dengan seorang teman yang telah masuk Islam, saya pun tertarik untuk beribadah dan memeluk Islam karena kehidupan teman saya begitu damai,” ungkapnya.
Mei Paik yang berdomisili di Bukit Mertajam membacakan syahadat yang dipimpin oleh salah seorang anggota Ikatan Infaq Kesejahteraan Takaful Rumah Tangga (IKUT) Penang yang juga seorang guru, Che Siti Nuraisyah Che Suhaimi.
Upacara syahadat di Masjid Permatang Janggus dekat sini juga disaksikan oleh Pelindung IKUT, Zolkifly Md. Lazim dan beberapa jemaah usai shalat Jumat.
Berbagi kisah, Mei Pak menuturkan sejak usia 18 tahun, dirinya sudah menikah. Akan tetapi pernikahannya tidak bertahan lama dan dia kemudian menikah untuk kedua kalinya.
“Saya memulai karier saya sebagai penyanyi di sebuah restoran sejak lama dan menikah pada usia 18 tahun. Selain itu, saya pernah bekerja di sebuah toko minuman keras,” ujarnya.
“Saya juga sudah menikah untuk kedua kalinya. Dari kedua pernikahan itu, saya dikaruniai dua orang putra yang berusia 30 dan 21 tahun,” katanya.
Meyakini Islam
Sebelum mengucapkan syahadat, Che Siti Nuraisyah juga menjelaskan kepada Mei Paik tentang Islam termasuk Rukun Islam dan Rukun Iman dalam bahasa Mandarin.
Terkait kehidupanya setelah ini, Mei Pak berdoa agar akhir hayatnya lebih baik dan selamat. Ia mengatakan bahwa dunia glamor sebelumnya tidak akan bertahan selamanya.
“Saya yakin bahwa Islam akan melindungi dan menyelamatkan saya di dunia ini dan akhirat,” katanya.
Mei Paik pun mengungkapkan rasa bahagianya saat mengetahui banyak sahabatnya di kalangan Muslim yang bersedia memberikan tuntunan tentang Islam.
“Departemen Agama Islam negara bagian juga siap membantu dan membimbing saya,” ujarnya.
“Saya juga bersemangat untuk berpuasa di bulan Ramadhan bulan depan,” katanya.
Mengenang masa lalunya, Mei Paik mengaku banyak sekali pengalaman yang didapatnya saat sudah menikah dan menjadi penyanyi di sebuah restoran.
Namun, semuanya dianggap sebagai pengalaman berharga dalam kamus hidupnya.
“Semua pengalaman itu mengajarkan saya arti hidup yang sebenarnya. Waktu kecil, hidup itu indah karena banyak teman di sekitar kita, tapi setelah dewasa, kita baru sadar bahwa hidup itu glamor,” ungkapnya.*