Hidayatullah.com–Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam rangka menyambut Ramadhan 1444 H menggelar acara Public Expose dan Seminar Nasional bertempat di Hotel Sofyan Jakarta, pada Kamis (16/3/2023).
Hadir sebagai pembicara dalam Public Expose Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Kementerian Agama (Kemenag) Tarmizi Tohor.
Menurut Tarmizi, diperlukan program strategis untuk pelaksanaan zakat di bulan Ramadhan ini.
“Perlu ada program strategis untuk pelaksanaan zakat. Orang Islam di bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan berbeda. Pada saat Ramadhan orang membayar zakat dan bersedekah meningkat,” ujar Tarmizi.
“Karena itu, buatlah program yang menarik, baik itu program pemasukan maupun pendistribusian, karena keimanan umat Islam sedang tinggi,” imbuhnya.
Direktur Utama BMH, Supendi menyampaikan ungkapan syukur dan terima kasihnya kepada masyarakat yang telah mempercayai lembaganya.
“Alhamdulillah, kami bersyukur bahwa program-program di tahun 2022, terutama dakwah dan pendidikan bisa dijalankan,” ujar Supendi.
Lebih lanjut Supendi juga mengungkapkan, “Tahun 2022 merupakan tahun banjir prestasi. Kami mendapatkan penghargaan dari Baznas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Koran Reprublika dan FOZ,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, BMH juga memberi penghargaan kepada 16 mitra kolaborasi program seperti: PT Paragon Teknology & Innovation (program pendidikan), Vanilla Hijab (sosial kemanusiaan), PT Kimia Farma (pemberdayaan ekonomi), YBM Brilian (da’i tangguh pedalaman), CIMB Niaga Syariah (qurban dan pelatihan da’i), Metro TV (sumur bor), Bursa Efek Indonesia (sumur bor), Bank Mega Syariah (zakat perusahaan).
Selain itu, juga Bank Bukopin Syariah (program qurban), BSI Maslahat (masjid pedalaman), Lazis Babussalam (Ramadhan), Metropolitan Group (kebencanaan), Yayasan Baitul Maal PLN (khitan berkah), Majelis Telkomsel Taqwa (qurban), Yayasan Amanah Astra (ekonomi), dan UPZ Bank DKI (ternak kambing).
Sementara itu, dalam Seminar Nasional, Direktur Penghimpunan Baznas RI Arifin Purwakananta mengatakan bahwa literasi masyarakat sudah bagus, tetapi justru para amil yang harus melihat ke dalam diri, apakah sudah melaksanakan literasi tersebut.
“Kalau berbicara riset, ada yang mengatakan Indonesia negara paling dermawan di dunia. Namun, lebih baik kita melihat ke dalam. Kita perbaiki tata kelola zakat, niatnya, perilaku amil, dan juga programnya,” papar Arifin.
Selain Arifin, hadir pula pegiat literasi, Maman Suherman. Ia mendorong agar amil zakat maupun masyarakat berani menggaungkan kebaikan di media sosial.
“Kita tampilkan kebaikan di media sosial bukan untuk berbangga, tetapi bahwa yang berbuat baik jangan kalah semangat dari yang berbuat keburukan,” ujar mantan wartawan dan penulis buku 99 Mutiara Hijabers ini.
“Orang baik jangan diam. Masa orang jahat saja bangga dengan kejahatannya. Soal niat kita Lillahi Ta’ala,” kata pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini.
Satu hal lagi yang Kang Maman tegaskan adalah, “Tidak tepat bahwa zakat itu live style (gaya hidup), justru zakat itu daya hidup. Zakat merubah gaya menjadi daya,” pungkasnya.Dadang