Hidayatullah.com—Persaudaraan Dai Nusantara (POSDAI) Pusat melakukan safari dakwah ke Lembaga Pemasyarakatakn (Lapas) Kuala Tungkal, Provinsi Jambi untuk memberikan kajian keislaman kepada tahanan.
Kegiatan yang diselenggarakan bulan Januari 2015 lalu itu sebagai bagian kerjasama pembinaan pada penghuni Lapas.
Seperti diketahui, Lapas Kuala Tungkal kerap terjadi keributan, khususnya pada tahun 2013 dimansebany ak 60 narapidana dan tahanan titipan Lapas Kelas IIB kabur yang didahului kerusuhan dan pembakaran.
Menuju Kuala Tungkal, Tim POSDAI berangkat dari Kabupaten Muaro Jambi pukul 08.00 waktu setempat dengan menempuh perjalanan selama kurang lebih 2,5 jam menyusuri daerah perkebunan sawit dan karet.
Dalam melakukan pembinaan ini, rombongan POSDAI Hidayatullah Pusat Jakarta yang disertai pengurus Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah Hidayatullah Jambi.
“Tadinya kami menganggap biasa saja layaknya berdakwah di tempat tempat lain. Tetapi kami baru menyadari kalau suasananya begitu berbeda. Kami disambut dengan pintu besi yang kokoh disertai dengan ketatnya penjagaan,” kata Kepala Divisi Training dan pemberdayaan POSDAI, Samani Harjo.
Sebelum rombongan sampai ke tempat pengajian di Gedung Aula lingkungan Lapas Kuala Tungkal, mereka harus melewati empat pintu kokoh dengan pemeriksaan yang sangat ketat.
Hal lain yang membedakan adalah para peserta pengajian merupakan orang-orang yang tersangkut kasus hukum, tindak kriminal, narkoba, pemerkosaan, pencurian, penipuan, korupsi, dan lain sebagainya.
Meskipun adanya adalah dakwah, nampaknya suasana gaduh seolah tak lepas dari Lapas.
Tak kehilangan akal, Shohibul Anwar, da’i petugas dari POSDAI Jakarta mengeluarkan dompet dari sakunya dan meminta izin Kepala Lapas.
Dengan mengeluarkan uang lima puluh ribuan, Shohibul Anwar memancing penghuni Lapas.
“Siapa yang hafal Surah at-Takatsur?” demikian pancing Anwar memberikan tantangan dan disambut berebut angkat tangan.
Suasana hening sesaat, kemudian ada seorang anak muda yang mengangkat tanganya.
“Saya, Ustaz!” ujarnya maju dan mengeluarkan hafalan surat at-Takatsur.
Usai memancing jamaah, Shohibul Anwar menyampaikan pesan bahwa sebagai manusia kita harus mengabdikan hidup kita hanya karena Allah ta’ala.
“Tugas manusia sebagai hamba Allah adalah beribadah kepada-Nya. Kalau manusia tidak mau beribadah kepada Allah maka dia sama saja dengan binatang bahkan bisa lebih rendah dari binatang,” imbuhnya.
Pembinaan ditutup dengan ruqyah masal bagi warga binaanyang dipimpin oleh Ustad Heppy Dermawan. Ruqyah dilakukan dengan khusyu hingga suasa memuncak ketika mulai ada jamaah Lapas menangis tersentuh bacaan Al-Qur’an.
Di area penjara yang luasnya 1,5 hektar tersebut warga binaan dan para pegawai lapaspun terbawa oleh keheningan.Tidak ada suara selain bacaan Al Qur’an dan isak tangis para peserta ruqyah.
Setelah berlangsung selama 30 menit ruqyah masal ditutup dengan doa oleh Ustad Heppy Dermawan.
Rangakaian pembinaan di Lapas Kuala Tungkal dilanjutkan dengan sholat Zuhur berjamaah dan berbincang sejenak dengan para nara pidana (Napi).*