Hidayatullah.com– Menyikapi maraknya pornografi yang melanda dunia anak, Laznas BMH dengan Program LUKMAN (Perlindungan Anak Demi Masa Depan), dikerjasamakan dengan LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) dan didukung Lazis Masjid Babussalam Jakarta Timur, menggelar seminar parenting.
Acara bertema “We Say No to Child Pornography” ini berlangsung di Masjid Babussalam, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (25/04/2017).
Hadir dalam acara tersebut tiga narasumber, yakni Kak Seto Ketua Umum LPAI, Kak Reza Indragiri Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak LPAI, dan Kak Ida S Widayanti selaku kolumnis Majalah Suara Hidayatullah dan penulis buku-buku parenting.
Dalam paparannya, Kak Ida menekankan pentingnya orangtua memahami konsep pendidikan penting bagi anak, yakni gadhul bashar (menundukkan pandangan) dan hifdzul farji (menjaga kemaluan).
“Selain penjagaan serius kepada anak, orangtua harus juga menyampaikan pendidikan menundukkan pandangan (gadhul bashar) dengan menjauhkan mereka dari segala yang bisa dilihat yang terkategori pornografi, pornoaksi, dan yang bisa mengundang syahwat. Selanjutnya bagaimana anak mengerti konsep menjaga kemaluan (hifdzul farji),” jelasnya.
Sementara itu, Kak Reza menekankan sikap penting yang dibutuhkan dari orangtua dalam masalah serius dunia anak ini.
“Kalau bapak, ibu, melihat anak ke warnet melihat pornografi, siapa yang salah? Anak sudah jelas, tetapi jika kita tidak melakukan apa-apa, siapa yang lebih salah,” tegasnya dengan intonasi bertanya.
Oleh karena itu, Kak Reza yang juga ahli psikologi forensik itu mengatakan agar orangtua tidak ragu bertindak demi masa depan anak, sekalipun kala harus menghubungi pihak kepolisian.
Di sesi pengujung, Kak Seto menekankan bahwa orangtua harus bisa menjadi sahabat anak, bikin anak nyaman di dalam rumah.
“Siapa yang hari ini marah-marah pada anak, membentak anak dan memukul anak, ketahuilah bahwa anak kita butuh cinta dan kasih sayang orangtua dalam mendidik. Ayo hadirkan semangat mendidik anak dengan cinta. Dengan begitu anak akan betah di rumah. Inilah tantangan orangtua saat ini dalam mendidik anak,” urainya.
“Daripada marah kepada anak, karena perintah tidak dihiraukan, lebih baik ajak anak melakukan apapun dengan bernyanyi dan tersenyum. ‘Ayo… kita mandi!’ (misalnya. Red),” imbaunya dengan nada bernanyi yang disambut tawa hadirin.* Kiriman Abu Ilmia