Pemimpin Puncak Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad menegaskan, dirinya akan tetap melepaskan jabatannya sebagai Perdana Menteri pada akhir Oktober tahun ini dan akan memberikan predikat `lulus dengan memuaskan’ pada Abdullah Ahmad Badawi yang telah memangku jabatan sejak beberapa tahun lalu.
“Saya pikir dia lulus dengan cemerlang. Semasa saya cuti, dia tidak bertanya saya mengenai banyak hal. Dia mampu menguruskannya sendiri,” katanya pers seusai meresmikan Kompleks Gas Asli Cecair (LNG) Petronas, di Malaysia kemarin. Mahathir memberikan penilaian terhadap Abdullah yang dinilainya telah berhasil mengatasi segala persoalan semenjak dirinya cuti bulan Maret lalu. Mahathir kembali bertugas bertugas menjalankan kepemimpinan sejak hari Senin, 5 Mei 2003.
“Satu perkara yang saya pastikan sejak saya cuti adalah, dia tidak menelpon dan bertanya apa yang perlu dilakukan, sebaliknya justru meneruskan kerja dengan baik,” katanya.
Mengenai pandangan yang menginkan agar Mahathir terus menjadi Perdana Menteri, pemimpin Asia yang dikenal berani dengan Barat ini mengatakan, “Itu pendapat orang. Bagi saya, sudah buat keputusan dan pegang pada keputusan saya itu”.
Beberapa bulan lalu Mahathir telah mengumumkan akan mengundurkan diri memimpin Malaysia. Namun, beberapa kalangan pendukungnya tetap menginkan agar terys memimpin negeri jiran tersebut kendati masa jabatannya telah mencapai 22 tahun, sejak 1981.
Walau dikenal kritis dengan Barat, toh Mahathir juga pemimpin yang mirip seniornya, Soeharto. Terbukti dengan mudahnya menjebloskan Mantan Wakil PM yang juga Mantan Menteri Keuangan, Anwar Ibrahim ke penjara dengan tuduhan kejam melakukan pelanggaran seks.
Mahathir merupakan representasi United Malay National Organisation (UMNO), partai yang paling berkuasa di Malaysia. Sebelum menyebrang ke UMNO, Anwar Ibrahim dikenal sebagai tokoh PAS, partai Islam Malaysia yang berkuasa di negara bagian Trengganu dan Kelantan yang sukses menerapkan syariat Islam-nya.
Walau kekuasaannya hampir sama lamanya dengan mantan Presiden Soeharto (30 tahun, Mahathir 22 tahun), beberapa tahun lalu, dengan nada geram dia pernah bersumpah, “Kekuasaan saya berakhir kalau ada seseorang yang menembak saya sampai mati. Saya baru akan mundur kalau ada sekelompok orang yang berusaha membunuh saya”. (um/cha)