Bekas Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew mengemukakan pada anggota Partai Tindakan Rakyat (PAP) bahwa negara itu sangat memerlukan Amerika Serikat (AS) sebagai sekutunya karena hanya kekuasaaan AS lah yang menghalang ancaman terorisme.
Yew, yang beberapa kali pernyataanya amat menyakitkan Indonesia menyatakan bahwa demi kepentingan jangka panjang negara itu menghadapi ancaman terorisme, ia perlu menjadikan AS sebagai sekutunya.
“Tanpa AS, terorisme seperti al-Qaidah, Jamaah Islamiah (JI) atau apa saja kumpulan lain di seluruh dunia tidak dapat dihalang,” kata Lee Kuan Yew pada para anggota PAP, seperti dilaporkan Straits Times kemarin.
“Negara-negara Eropa tidak punya kekuasaan untuk mengawal dan membendung terorisme,” katanya.
Lee juga menambahkan bahwa adalah menjadi kepentingan Singapura dalam jangka panjang untuk bersekutu dengan AS.
“Kita perlu berfikir secara jangka panjang. Kita perlu menentukan apa yang memenuhi kepentingan kita. Kita tidak boleh membiarkan emosi dan sentimen menentukan dasar-dasar kita,” katanya.
Singapura membuka kemudahannya untuk kegunaan tentera Amerika sepanjang perang di Iraq. Hubungan dengan AS diperkukuhkan lagi saat kedua negara tersebut menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada minggu lalu.
Perjanjian perdagangan bebas ini merupakan perjanjian pertama antara AS di negara kawasan Asia.
Singapura bertindak lebih akrab dengan Washington sekalipun negara-negara jiran tetangganya, seperti Malaysia dan Indonesia sangat mengecam AS.
Lee Kuan Yew, merupakan tokoh Singapura yang beberapa kali perntayaannya sangat melukai perasaan rakyat Indonesia. Saat BJ. Habibie naik memimpin Indonesia mengganikan Soeharto, Lee yang dikenal anti Islam pernah membuat pernyataan dengan mengatakan, dollar akan naik jika Habibie memimpin Indonesia. Selain itu, Singapura merupakan negara Asean pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan penjajah Israel.
Tak heran jika banyak pengamat menjuluki Singapura merupakan Yahudi-nya Asia Tenggara. (afp/cha)