Kejadian ini terjadi di dekat kota Amara, yang letaknya 200 kilometer barat laut dari Basra. Ini merupakan korban terbesar yang dialami pasukan Inggris, yang menguasai banyak wilayah di Iraq Selatan, sejak perang yang dipimpin Amerika Serikat dinyatakan selesai pada tanggal 1 Mei 2003, setelah jatuhnya rezim Saddam Hussein.
Selama ini sudah puluhan tentara Amerika yang terbunuh dalam serangan dan kecelakaan di ibukota Baghdad serta kota-kota di sekitarnya. Bagaimana peristiwa pembunuhan itu terjadi, masih belum jelas.
Tetapi seorang juru bicara tentara Inggris, Kapten Dennis Abbott, mengatakan mereka tewas karena tembakan musuh.
Kantor Perdana Menteri Inggris Tony Blair, mengatakan keluarga ke enam prajurit yang tewas, sedang diberitahui.
Menteri Pertahanan Amerika, Donald Rumsfeld, menyatakan belasungkawa atas kematian tentara Inggris ini. Ia mengatakan peristiwa itu mengingatkan bahwa meski pertempuran besar sudah selesai, pasukan koalisi masih melakukan operasi yang sulit dan berbahaya.
Helikopter Tertembak
Departemen Pertahanan Inggris mengatakan dalam peristiwa kedua, pasukan dari Batalion Pertama Resimen Parasut ditembaki ketika sedang berpatroli di selatan kota Amara. Seorang prajurit terluka dan dua kendaraan rusak, demikian pernyataan Kementrian Pertahanan.
“Ketika merespons kejadian itu, sebuah helikopter Chinook milik angkatan udara Inggris yang membawa Pasukan Reaksi Cepat langsung mendapat tembakan begitu mendarat,” demikian pernyataan Kementrian Pertahanan. “Tujuh personil di dalam helikopter itu terluka, tiga di antaranya luka parah.”
“Semua orang berhasil dikeluarkan dari helikopter dan sedang dirawat. Kami sedang menyelidiki peristiwa-peristiwa ini untuk melihat ada tidaknya hubungan antara ke duanya.”
Tentara AS Diserang
Sementara itu laporan lain pada hari Selasa (24/06/03) menyebutkan adanya serangan terhadap tentara Amerika di kota Ramadi, yang berada di sebelah barat Baghdad. Sekitar lima orang warga Iraq dilaporkan tewas ketika pasukan Amerika membalas setelah mendapat tembakan. Dua orang tentara Amerika dilaporkan terluka.
Juru bicara militer Amerika, yang dikutip kantor berita Associated Press, mengatakan pada hari Senin dan Selasa terjadi 25 serangan terpisah terhadap pasukan AS di Iraq.
Hari Selasa lalu, (24/06/03), utusan khusus PBB di Iraq, Sergio Vieira de Mello, menyuarakan unek-unek warga Irak terhadap pendudukan yang dilakukan Amerika dan sekutu-sekutunya.
“Mereka memang tak sabar ingin melihat sebuah badan yang benar-benar milik warga Irak dan mempunyai fungsi eksekutif dalam menjalankan negara mereka sehari-hari,” kata Sergio Vieira de Mello.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Tidak ada pihak asing yang bisa memerintah negara ini. Hanya warga Irak yang mampu dan berhak memerintah Iraq. Semakin lama hal ini terlaksana, semakin besar rasa frustrasi.”
Menurut BBC, bayang-bayang perang gerilya yang panjang semakin terlihat, dengan adanya pasukan yang setia kepada Saddam Hussein dan pihak-pihak lain yang menentang pendudukan Amerika, berusaha menyerang di pos-pos penjagaan, dan menyerang satuan-satuan patroli kecil.
Ia menambahkan pasukan Inggris sebelumnya tak pernah mendapat serangan seperti sekarang, antara lain karena wilayah yang mereka duduki di Iraq Selatan penduduknya sebagian besar adalah orang Islam Shiah yang kebenciannya terhadap Saddam Hussein lebih besar dari kebencian pasukan pendudukan terhadap Saddam. — (bbc/m3)