Hidayatullah.com–Sebuah granat dilontarkan dengan rocket propelled grenade (RPG) membakar salah satu kendaraan dalam konvoi tentara AS. Akibatnya, sepuluh tentara AS terluka dan dua warga Iraq tewas. Saksi mata di tempat kejadian mengungkapkan bahwa dua pengendara motor melemparkan granat tersebut ke arah iring-iringan pasukan AS.
Kejadian serupa terjadi di tengah kota Baghdad. “Berdasarkan laporan awal, ada tiga orang yang terluka. Tampaknya, itu merupakan serangan RPG yang ditembakkan dari sebuah kendaraan di jalan,” kata Mayor Scott Patton saat berada di lokasi kejadian.
Ledakan granat tersebut juga menewaskan seorang warga Iraq yang kebetulan duduk di pinggir jalan itu. Pasukan AS menembak mati pengemudi mobil yang diduga melemparkan granat tersebut. Laporan lain dari sumber militer AS menyebutka bahwa seorang marinir AS tewas dan tiga lainnya luka saat mereka membersihkan ladang ranjau dekat Karbala, Iraq Selatan.
“Menurut laporan awal, tiga orang luka,” kata Mayor Scott Patton yang berada di tempat kejadian. Menurutnya, seorang warga Iraq yang berdiri di tepi jalan turut terbunuh dalam serangan itu.
Seorang juru kamera televisi Reuters yang berada di tempat kejadian mengatakan, pasukan AS yang luka itu diberi perawatan segera oleh raken- rekannya.
Administrator (Adm) pemerintahan sementara di Iraq, Paul Bremer, dikabarkan meminta tambahan pasukan ke Washington. Dalihnya, untuk menghadapi perlawanan bersenjata yang belakangan cenderung meningkat.
Menurut koran The Philadelphia Inquirer, Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld sedang mempertimbangkan ulang permintaan tersebut. Dalam permintaan itu, lanjut Inquirer, Bremer menyampaikan, betapa sulitnya bagi staf sipil yang hanya sedikit dan sekitar 150.000 pasukan pimpinan AS untuk memenuhi keamanan dan kebutuhan dasar lainnya di Iraq.
Juru bicara Bremer, Dan Senor, membantah laporan koran tersebut. Menurut dia, Bremer tidak menyatakan ketidakpuasannya atas tentara AS di Iraq saat ini yang berjumlah 146.000 personel.
Yang benar, menurut Senor, Bremer minta tambahan puluhan pejabat sipil AS untuk membantu membangun kembali Iraq. “Bremer tidak meminta tambahan pasukan. Permintaannya difokuskan pada kebutuhan sipil,” kilah Senor.
Sebaliknya, seorang pejabat Deplu AS mengungkapkan bahwa Bremer bersama dengan Pusat Komando AS, Deplu, dan Gedung Putih sedang membahas perlunya penambahan pasukan di Iraq. “Faktanya, dia membutuhkan tambahan pasukan,” tegas pejabat Deplu itu.
Selepas peristwa bom di masjid Falujah dua hari lalu yang telah menewaskan 15 penduduk setempat menyebabkan rakyat Iraq bertindak berani melawan setiap pasukan AS di kota itu. Meraka melemparkan batu ke arah kenderaan AS dan kemudian membakarnya.
Beberapa minggu belakangan ini, pasukan AS menghadapi serangan orang-orang tidak dikenal hampir setiap hari. Sekurang-kurangnya 23 pasukan AS terbunuh sejak Presiden AS, George W. Bush mengumumkan kemenangan mereka merampas tanah Iraq pada 1 Mei lalu. (afp/rtr/jp/cha)